Array
Selamat Datang ke Portal Komuniti :: Ukhwah.com
  Assalamualaikum Tetamu: Mendaftar | Login Depan Perihal Peraturan & Etika Profil Liputan Media Impian & Harapan Hubungi Kami Laman Peribadi  








Login
Nickname

Password

>> Mendaftar <<

Mutiara Kata
Orang-orang yang suka memuji dan mengampu bukan kawan sejati, kerana merosakkan hati kawannya.
-- -- Saidina Ali

Menu Utama

Keahlian Ukhwah.com
Terkini: navratan
Hari Ini: 0
Semalam: 0
Jumlah Ahli: 43152

Sedang Online
Sedang Online:
Tetamu: 131
Ahli: 0
Jumlah: 131




Yang Masuk Ke Sini
nasiruddin: 6 hari yang lalu
Kang: 25 hari yang lalu
lidah-penghunus: 27 hari yang lalu
muslimin23: 35 hari yang lalu


[ Mari BERSELAWAT kepada RASULULLAH S.A.W dan keluarga Baginda setiap kali masuk ke Ukhwah.com ini ]




Bincang Agama
Topik: perkara ni bukan sekedar sunnah tapi ibadah juga ...


Carian Forum

Moderator: ibnu_musa, Administrator, ABg_IMaM
Portal Komuniti :: Ukhwah.com Indeks Forum
  »» Bincang Agama
    »» perkara ni bukan sekedar sunnah tapi ibadah juga ...

Please Mendaftar To Post


Oleh perkara ni bukan sekedar sunnah tapi ibadah juga ...

ummimq

Menyertai: 17.09.2003
Ahli No: 3613
Posting: 3616
Dari: Johor

Johor   avatar


posticon Posting pada: 01-10-03 23:56


=Bismillaahir-rahmaanir-rahiim=
>
>Sahabat,
>
>Ketika salah seorang sahabat bernama Ukaf bin Wida’ah al-Hilali menemui
>Rasulullah saw dan mengatakan bahwa ia belum menikah, beliau bertanya,
>“Apakah engkau sehat dan mampu?” Ukaf menjawab, “Ya, alhamdulillah.”
>Rasulullah saw bersabda, “Kalau begitu, engkau termasuk teman setan. Atau
>engkau mungkin termasuk pendeta Nasrani dan engkau bagian dari mereka. Atau
>(bila) engkau termasuk bagian dari kami, maka lakukanlah seperti yang kami
>lakukan, dan termasuk sunnah kami adalah menikah. Orang yang paling buruk
>diantara kamu adalah mereka yang membujang. Orang mati yang paling hina di
>antara kamu adalah orang yang membujang.” Kemudian Rasulullah saw
>menikahkannya dengan Kultsum al-Khumairi. (HR Ibnu Atsir dan Ibnu Majah)
>
>Anas bin Malik ra berkata, telah bersabda Rasulullah saw, "Barangsiapa
>menikah, maka ia telah melengkapi separuh dari agamanya. Dan hendaklah ia
>bertaqwa kepada Allah dalam memelihara yang separuhnya lagi." (Hadist
>Riwayat Thabrani dan Hakim)
>
>Pernah suatu ketika tiga orang shahabat datang bertanya kepada istri2 Nabi
>saw tentang peribadatan beliau. Setelah mendapat penjelasan, masing-masing
>ingin meningkatkan peribadatan mereka. Salah seorang berkata, "Adapun saya,
>akan puasa sepanjang masa tanpa putus." Yang lain berkata, "Adapun saya
>akan menjauhi wanita, saya tidak akan kawin selamanya." Ketika hal itu
>didengar oleh Nabi saw, beliau keluar seraya bersabda, "Benarkah kalian
>telah berkata begini dan begitu? Demi Allah, sesungguhnya akulah yang
>paling takut dan taqwa diantara kalian. Akan tetapi aku berpuasa dan aku
>berbuka, aku shalat dan aku juga tidur dan aku juga mengawini perempuan.
>Maka barangsiapa yang tidak menyukai sunnahku, maka ia tidak termasuk
>golonganku." (Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim)
>
>Ibnu Mas'ud ra pernah berkata, "Jika umurku tinggal sepuluh hari lagi,
>sungguh aku lebih suka menikah daripada aku harus menemui Allah swt sebagai
>seorang bujangan." (Ihya Ulumuddin hal. 20)
>
>Dalam suatu kesempatan Imam Malik pernah berkata, “Sekiranya saya akan mati
>beberapa saat lagi, sedangkan istri saya sudah meninggal, saya akan segera
>menikah.” Demikian rasa takut pengarang kitab al-Muwatha’ ini kepada Allah
>kalau ia meninggal dalam keadaan membujang. (30 Pertunjuk Pernikahan dalam
>Islam, Drs. M. Thalib)
>
>Lalu kenapa kita masih menahan diri untuk menikah? Pengalaman mengajarkan
>bahwa ternyata kita dapat menjadi semacam tempat penyalur rejeki (dari
>Allah) bagi orang2 yang lemah diantara kita (istri dan anak2, bahkan
>orangtua dan mertua sekaligus). Itu dapat terjadi manakala kita telah buat
>keputusan untuk mengambil tanggung jawab atas mereka. Se-akan2 Allah
>mengatakan bahwa Dia akan membantu kita untuk mewujudkan setiap niat baik
>dan tangung jawab kita.
>
>Allah swt menyukai orang2 yang dapat 'mewakili'-Nya dalam hal pembagian
>rejeki. Salah satu kesukaan-Nya adalah bahwa Dia akan berikan lebih banyak
>lagi rejeki kepada wakil2-Nya agar hal itu dapat bermanfaat bagi hamba2-Nya
>yang ada dibawah tanggung-jawab mereka. Dan Allah (yang menyenangi orang2
>yang berbuat baik) menyukai mereka yang mengambil tanggung-jawab atas
>urusan2 yang disukai-Nya.
>
>Percayalah bahwa ketika kita buat keputusan untuk menikah, itu berarti
>bahwa kita sedang menyenangkan Allah. Pada saat yang sama, kita menjadikan
>setan stress dan ‘uring2-an’. Pada gilirannya nanti, Allah akan
>memperlihatkan bahwa hanya kepada-Nyalah semua makhluk bergantung dan
>mendapatkan rejekinya. Sementara itu, setan bekerja lebih keras lagi untuk
>menanamkan rasa takut terhadap segala resiko (yang mungkin timbul) dari
>pernikahan, sekaligus dia menampakkan ‘kebaikan2’ hidup sendiri
>(membujang).
>
>Bila kita menikah, padahal saat ini kita (misalnya) seperti ‘tulang
>punggung’ bagi keluarga orangtua, maka Allah yang maha pengasih dan maha
>penyayang tidak akan menambah berat beban yang harus kita pikul, bahkan Dia
>akan meringankannya melalui pernikahan. Nampaknya hal ini tidak bisa masuk
>akal, akan tetapi demikianlah ketetapan Allah dalam memelihara ciptaan-Nya.
>Akal kita memang sangat terbatas, bahkan sekedar untuk memahami ciptaan-Nya
>saja hampir2 kita tidak mampu.
>
>Bila kita menikah, sedangkan kita tidak sedikitpun punya niatan untuk
>meninggalkan bakti kepada orangtua dan hubungan baik dengan sanak-saudara,
>niscaya Allah akan memberi jalan keluar bagi masalah2 yang mungkin timbul
>terhadap mereka. Segala sesuatu datang dari Allah dan semuanya akan kembali
>kepada-Nya. Keadaan seberat apapun, pasti tidak akan menyusahkan-Nya
>sedikitpun dalam menyelesaikan masalah2 keseharian kita.
>
>Bila kita menikah, maka kita akan (segera) masuk ke dalam orang2 yang
>beruntung yang akan diakui sebagai ummat Rasulullah saw. Begitu besarnya
>perhatian Rasulullah saw akan hal nikah sehingga seseorang seperti Julabib,
>(maaf) yang punya wajah jelek, hitam, miskin dan tidak punya keberanian
>untuk nikah (karena keadaannya) pun 'digesa' dan didorong untuk menikah.
>Seakan Rasulullah marah kepada mereka yang sudah masuk dalam kategori layak
>nikah namun dia mengabaikannya.
>
>Untuk itu, hendaknya tidak seorangpun merasa kecil hati dengan keadaannya
>saat ini. Banyak keadaan dimana orang2 memandang bahwa keadaan kita jauh
>lebih baik daripada mereka. Barangkali orang2 di luar kita tidak sepenuhnya
>memahami keadaan kita, akan tetapi pada kenyataannya memang selalu ada
>orang2 yang posisinya jauh dibawah kita dan selalu ada orang2 yang
>keadaannya lebih buruk daripada kita.
>
>Lalu dari mana kita mulai? Orang2 tua yang arif-bijaksana selalu
>mengingatkan agar kita selalu memperbaharui niat kita, menguatkannya hingga
>kita berazam untuk mewujudkan sesuatu yang kita hajatkan. Dengan ijin
>Allah, niat yang kuat (azam) akan dapat mengaktifkan fikir, menggerakkan
>anggota2 badan dan melibatkan segala sesuatu di sekitar kita untuk
>merealisasikan apa yang kita niatkan. Untuk perkara2 yang tidak baik saja
>Allah memberinya ijin, lalu bagaimana pula bila niat itu sesuatu yang Allah
>sukai?
>
>Langkah selanjutnya adalah doa. Dengan menguatkan niat, doa kita akan
>terasa lebih berkesan. Ada masa2 tertentu setiap hari ketika Allah merespon
>doa secara 'cash' (tunai). Tidak seorangpun tahu rahasia ini, sehingga
>orang yang ber-sungguh2 (dengan urusan doa yang diijabah ini) tidak akan
>me-nyia2-kan masanya, sehingga tidak ada masa kecuali selalu dalam
>berhubungan dengan Sang pengijabah doa.
>
>Langkah berikutnya, yakni seiring dengan doa yang sedang kita panjatkan,
>adalah ikhtiar. Kita boleh menyukai siapa saja, yang agama kita
>membenarkannya untuk kita menikahinya. Akan tetapi ketetapan pasangan kita
>adalah hak Allah. Kita boleh memilih dan memilah, tapi yakin kita adalah
>bahwa keputusan Allah adalah yang terbaik buat kita. Allah mengetahui
>sedangkan kita tidak tahu kecuali sebatas pada apa yang diberitahukan-Nya
>kepada kita.
>
>Bila kita menyukai seseorang untuk menjadi pasangan (suami atau istri) kita
>lalu hal itu sesuai dengan keinginan dan ilmu kita, akan tetapi Allah
>(dengan keluasan ilmu-Nya) tidak menghendakinya terjadi, maka pernikahan
>itu tidak akan dapat diwujudkan meski seluruh jin dan manusia membantu
>kita. Bila kita menyukai seseorang dan Dia sendiri telah menetapkannya
>untuk kita, maka pernikahan akan terwujud meskipun seluruh jin dan manusia
>menghalanginya.
>
>Bila kita tidak suka kepada seseorang sedangkan Allah suka agar kita
>menyenangi dan menikahinya, ini adalah suatu pertanda bahwa Allah menyimpan
>banyak kebaikan yang (sebagian besarnya) dirahasiakan-Nya agar menjadi
>‘surprise’ bagi kita pada saat yang ditentukan-Nya sendiri kelak, baik di
>dunia ataupun di akhirat. Dan kesukaan Allah yang lain adalah bahwa Dia
>mecurahkan kebaikan yang semakin ber-tambah2 dan ber-lipat2 kepada hamba2
>yang diridhoi-Nya.
>
>Dari banyak pengalaman, saat2 menjelang pernikahan (setelah kita buat
>keputusan untuk itu) adalah masa2 yang sering dipenuhi dengan kecamuk
>‘perang bathin’. Se-olah2 ini adalah perang antara kebaikan dan keburukan.
>Bila kita terus maju dengan segala resikonya, kita akan menang lalu
>sampailah kita ke gerbang pernikahan. Sebaliknya, bila kita ragu2 dan
>menjadi terhalang dengan ‘hal2 kecil’, kita akan kalah dan kita tidak akan
>sampai ke gerbang itu. Maka bila kita sudah buat keputusan, kita mesti
>buang jauh2 segala bentuk ke-ragu2-an dan kita mesti belajar untuk menjadi
>tidak peduli dengan segala rintangan. Subhanallah.
>
>Subhan ibn Abdullah
>Pattaya, 29/09/03
>

Bookmark and Share

    


  Member Information For ummimqProfil   Hantar PM kepada ummimq   Pergi ke ummimq's Website   Quote dan BalasQuote

Member Messages

Forum Search & Navigation

 

Log in to check your private messages

Silakan Login atau Mendaftar





  


 

[ Carian Advance ]

Jum ke Forum 
 



Datacenter Solution oleh Fivio.com Backbone oleh JARING Bukan Status MSCMyPHPNuke Portal System

Disclaimer: Posting dan komen di dalam Portal Komuniti Ukhwah.com ini adalah menjadi hak milik ahli
yang menghantar. Ia tidak menggambarkan keseluruhan Portal Komuniti Ukhwah.com.
Pihak pengurusan tidak bertanggung jawab atas segala perkara berbangkit
dari sebarang posting, interaksi dan komunikasi dari Portal Komuniti Ukhwah.com.


Disclaimer: Portal Komuniti Ukhwah.com tidak menyebelahi atau mewakili mana-mana parti politik
atau sebarang pertubuhan lain. Posting berkaitan politik dan sebarang pertubuhan di dalam laman web ini adalah menjadi
hak milik individu yang menghantar posting. Ia sama-sekali tidak ada
kena-mengena, pembabitan dan gambaran sebenar pihak pengurusan Portal Komuniti Ukhwah.com

Portal Ukhwah
© Hakcipta 2003 oleh Ukhwah.com
Tarikh Mula: 14 Mei 2003, 12 Rabi'ul Awal 1424H (Maulidur Rasul)
Made in: Pencala Height, Bandar Sunway dan Damansara Height
Dibina oleh Team Walasri




Loading: 0.11705 saat. Lajunya....