Hening...

pagi itu amat hening..dengan longlai aku menghayunkan kaki membontoti dua lagi adikku yang juga seperti diriku..longlai..jelas kelihatan mulut adikku yang berdua itu terkumat kamit..ya..aku pun turut terkumat kamit...dan suasana masih juga begitu..
hening..ya teramat-amat hening...

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

" Uncle jaga diri baik-baik ya..jangan malas makan ubat..sabar-sabar lah duduk sini ya, saya balik dulu..."

Girang adikku yang lebih senang ku panggil Anjam ini bersuara sebelum ditolak perlahan oleh ayah ku keluar dari wad Kenanga 10 itu..dan nurse-nurse yang berada di wad itu pun turut tersengih dan tak kurang juga ada yang galak mengusik-ngusik Anjam, yelah mereka sudah biasa benar dengan Anjam..Manakan tidak, hari ini genapla sebulan setengah Anjam berumah di wad itu.

Banyak..bahkan terlalu banyak yang rancangan yang diatur oleh Anjam..teliti..malah seteliti mungkin, dan mulutnya asik bercerita tentang rancangannya itu kepadaku yang setia menemaninya di wad dulu..dan sampailah di rumah..dia tetap bercerita..adikku yang asalnya agak pendiam ini nampaknya mula ingin bercerita itu dan ini denganku..dan aku akan tersengih sampai ke telinga setiap kali melayan Anjam bercakap.

Namun apa yang dirancang tidaklah selalu menjadi...Anjam nampaknya semakin tenat dan penat..Aku tetap setia menyapu miyak angin Mestika kegemarannya, selang lima minit dia akan menyuruh aku menyapunya..lencun..memang..seingat aku lah kalau aku yang berada di tempat Anjam pada ketika itu, pasti aku menggeletik kepanasan..

" Bihun sup, nak makan bihun sup.." rengek Anjam antara dengar dengan tidak..aku yang sudah terbiasa menjaga Anjam tentu sahaja senang memahami setiap tutur kata Anjam.. walaupun Anjam hanya berbisik..tapi aku akan cepat menangkap, dan semestinya akan kupastikan aku akan bisa menangkap setiap tutur kata Anjam.

Aku bingkas bangun, mencapai kunci kereta dan pedal minyak ku tekan sekuat mungkin supaya aku cepat sampai ke pasar. Supaya aku boleh buat bihun sup kegemaran Anjam.

" Ateh, cepatla..Anjam nak makan bihun sup ni, tak siap lagi ke? Lambat betul...." Ibuku yang yang juga antara peneman setia Anjam melaung kuat.

Aku terkocoh-kocoh menyedok kuah sup yang kukira paling special, dan dengan menambah apa yang patut, lantas terus kuhidangkan depan Anjam..panas-panas..

Tapi tatkala aku melabuhkan punggung di sebelah Anjam, kulihat di mata Anjam menyimpan sakit yang amat..sakit yang di tahan..

Dalam kepayahan Anjam tetap menjamah bihun sup ku. Aku tersenyum..walau pun aku tahu benar..senyum aku kali ni pahit yang amat..senyum dalam sendu..senyum dalam keperitan.. aku tidak sanggup melihat Anjam begitu..

Sambil membasuh mangkuk bihun sup sisa Anjam. Aku menangis semahu mungkin..mana bisa aku lihat adikku begitu..Biarla aku menangis di belakang Anjam asal di depan Anjam aku sentiasa tersenyum..berlagak tenang..sentiasa memberi semangat.

Dan kemudian aku akan setia disisi Anjam. Menyapu minyak Mestika.

" Sakit perut..aduh sakit perut.." berkerut-kerut muka Anjam seolah menanggung azab yang amat. Aku terus menerus menggosok-gosok badan adikku..air mata aku merembes laju.

" Pergi undur kereta!" ayahku yang baru balik dari ladang cemas mengarahkan aku..

Aku berlari selaju mungkin menghidupkan kereta.. dan sepantas kilat aku berlari naik ke rumah. Aku ingin memapah Anjam. Aku ingin seperti biasa menemani Anjam dekat Wad Kenanga 10..aku ingin seperti biasa mendengar setiap perancangan Anjam yang senantiasa diatur rapi itu..tapi kali ni hatiku berdegup kencang..sungguh..

" Anjam.. setiba aku disebelah Anjam kulihat Anjam sudah kaku, sambil diriba ayahku yang mengongoi sayu.."

Kulihat sekeliling..abangku, adik perempuanku, adik bongsu lelakiku, ibuku..seakan melagukan sendu yang sama..sayu..lebat..air mataku mengalir laju..selebat mungkin...Anjam..Innalillah...

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Hening...

Setelah membaca Yaasin. Aku menjirus air bacaan Yaasin perlahan ke pusara Anjam..diikuti adik perempuanku..dan akhir sekali adik lelakiku yang bongsu itu..

Setelah seminggu pemergian Anjam..keheningan tetap terasa,dan aku tidak pernah lupa menziarahi kubur Anjam setiap kali lepas solat subuh...ya..itu satu perkara yang aku akan pastikan akan berlaku, setiap hari..

Setelah selesai..aku membontoti adikku yang berdua itu... masing-masing diam membisu..kutekan pedal minyak perlahan, seakan tidak bergerak...dan masing-masing masih tetap begitu..diam membisu..dan hening...

Hening yang amat....

best..
based on true story,huh?

ye...dan sampai sekarang pun still hening..huhuhu

best jugak cerita ni


-----------------

CHAIYUK!GAMBATTE!

Pada 01-07-07 17:16 , kojez_sensei83 posting:

apa benda tu?? tak paham lah..

Pada 01-07-07 16:18 , skater posting:

terima kasih skater sebab sudi baca..

best...

best dan sedih lah..

sedih.. menitis air mata

Pada 07-08-07 09:33 , wihdatul_asrar posting:


terima kasih wihdatul..tol..sampai sekarang pun air mata saya salo mengalir.. setiap kali teringat sebak..

Allah selalu menduga kita dengan apa yang paling kita sayangi...

good reading. thanks.