|
Musibah, Antara Ujian dan Bencana
|
|
|
Posted on Rabu, 11 Februari 2004 @ 14:58:09oleh Engku_Salina
|
|
|
nieza menulis Sebuah musibah, seringkali ditafsirkan berbeda-beda. Ada yang memandangnya sebagai bencana, ada juga yang menganggapnya sebagai ujian dari Sang Khaliq. Sebahagian orang bahkan lalu bertanya, apakah benar bahwa sebuah peristiwa sebagai ujian Allah? Ataukah justeru azab Allah yang diperuntukkan bagi makhluk-makhluk-Nya yang lalai? Dalam Al-Quran, Allah memang telah berfirman kepada bangsa-bangsa yang menentang bahawa Allah mengirimkan azab agar mereka sedar atau mendapatkan balasan dari perbuatan mereka. Namun, tak banyak yang menyedari itu sebagai azab.
Ingatlah kisah seorang wanita yang bertemu dengan Abul Hasan ketika thawaf dengan wajah yang bersinar dan berseri-seri, padahal ia dalam keadaan duka cita yang dalam. Wanita itu mengisahkan bahwa ketika suaminya tengah menyembelih seekor kambing kurban, anaknya yang masih kecil dan senang bermain, tiba-tiba berujar kepada adiknya. "Maukah aku tunjukkan padamu bagaimana ayah menyembelih kambing?" Adiknya menjawab, "Baiklah." Maka disuruhlah sang adik berbaring dan disembelihlah leher adiknya itu.
Kemudian, dia merasa ketakutan setelah melihat darah keluar. Ia pun lari bersembunyi ke bukit. Di sana, ia bertemu serigala mencari-cari anaknya itu hingga akhirnya ia sendiri mati kehausan. Dan, ketika wanita itu meletakkan anak bayinya untuk keluar mencari suaminya, tiba-tiba sang bayi merangkak menuju periuk yang berisi air panas. Ditariknya periuk tersebut, dan tumpahlah air panas mengenai badannya hingga habis melepuhkan kulit badannya. Berita ini pun akhirnya terdengar oleh anaknya yang telah menikah dan tinggal di daerah lain, sehingga ia pun jatuh pingsan sampai menemui ajalnya. Kini, sang wanita itu tinggal sebatang kara di antara semua keluarganya.
Abul Hasan kemudian bertanya, "Bagaimanakah kesabaranmu menghadapi semua musibah yang sangat hebat itu?" Wanita tadi menjawab, "Tiada seorang pun yang dapat membedakan antara sabar dengan mengeluh, melainkan ia menemukan di antara keduanya ada jalan yang berbeda. Ada pun sabar dengan memperbaiki yang lahir, maka hal itu baik dan terpuji akibatnya. Adapun mengeluh, sesungguhnya ia tidak mendapat ganti apapun kecuali sia-sia belaka."
|
|
| |
|
|
|
|
|
Tazkirah
|
|
|
|
Komen
oleh hafizm ([email protected]) pada Ahad, 15 Februari 2004 @ 21:58:10
(Info AHLI) http://ramunia.com
yg dikatakan musibah itu ada pengajaran,yg dikatakan ujian itu ada iman,yg dikatakan bala bencana itu apabila allah s.w.t tidak menurunkan hidayahnya,dan itulah sebenar2 bala bencana.