Array
Welcome To Portal Komuniti Muslimah -- Hanan.com.my.my

  Create An Account Home  ·  Topik  ·  Statistik  ·  Your Account  ·  Hantar Artikel  ·  Top 10 19-04-2024  

  Suka!
New Page 1

  Mutiara Kata
JANGAN kecilkan cita-citamu, kerana cita-cita yang kecil akan menyebabkan seseorang itu mundur dalam gerak langkah perjalanan hidupnya menuju kejayaan

-- Saidina Umar Al-Khatab

  Menu Utama

  Keahlian Portal Komuniti
Terkini: Maisarah99
Hari Ini: 0
Semalam: 0
Jumlah Ahli: 13727

  Sedang Online
Assalamualaikum
Tetamu

Nickname

Password



[ Mendaftar ]

Sedang Online:
Tetamu: 7
Ahli: 0
Jumlah: 7




  Dari Galeri
masa percutian kat sabah..he its me

  Yang Masuk Ke Sini
kasih_kekasih: 477 hari yang lalu

Suami, Pemimpin bagi Keluarga
 Posted on Khamis, 30 Disember 2004 @ 21:52:55oleh Hanan
Umum si_comel menulis Awal mula kehidupan seseorang berumah tangga adalah dimulai dengan ijab kabul. Saat itulah yang halal bisa jadi haram, atau sebaliknya yang haram bisa jadi halal. Demikianlah Allah telah menetapkan bahwa ijab kabul walau hanya beberapa patah kata dan hanya beberapa saat saja, tapi ternyata bisa menghalalkan yang haram dan mengharamkan yang halal.

Saat itu terdapat mempelai lelaki, mempelai wanita, dan saksi lalu ijab kabul dilakukan, sahlah keduanya sebagai suami-isteri. Status keduanya berubah, ada asalnya kenalan biasa tiba-tiba jadi suami, adapula yang tadinya tetangga rumah tiba-tiba jadi isteri. Orang tua pun yang tadinya sepasang, saat itu tambah pula sepasang, dialah orang tua isteri atau suami. Kerananya, andaikata seseorang berumah tangga dan dia tidak siap serta tidak mengerti bagaimana memposisikan diri, maka rumah tangganya hanya akan menjadi awal berdatangan aneka masalah.

Ketika seorang suami tidak sedar bahawa dirinya sudah beristeri, lalu bersikap seperti seorang yang belum beristeri, akan jadi masalah. Dia juga punya mertua, itupun harus menjadi bahagian yang harus disedari oleh seorang suami. Setahun, dua tahun kalau Allah mengizinkan akan punya anak, yang bererti bertambah lagi status sebagai bapa. Ke mertua jadi anak, ke isteri
jadi suami, ke anak jadi bapa. Bayangkan begitu banyak status yang disandang yang kalau tidak tahu ilmunya justeru status ini akan membawa mudharat. Kerananya menikah itu tidak semudah yang diduga, pernikahan yang tanpa ilmu berarti bersiaplah untuk segera mengharungi aneka derita. Kenapa ada orang yang stress dalam rumah tangganya? Hal ini terjadi kerana ilmunya tidak memadai dengan masalah yang dihadapinya.

Begitu juga bagi wanita yang menikah, ia akan jadi seorang isteri. Tentu saja tidak bisa sembarangan kalau sudah menjadi isteri, kerana memang sudah ada ikatan tersendiri. Status juga bertambah, jadi anak dari mertua, ketika punya anak jadi ibu. Demikianlah, Allah telah menjadikan sedemikian rupa sehingga suami dan isteri, keduanya mempunyai peranan yang berbeza-beza.

Tidak bisa isteri menuntut emansipasi, kerana memang tidak perlu ada emansipasi, yang diperlukan adalah saling melengkapi. Seperti halnya sebuah bangunan yang menjulang tinggi, ternyata dapat berdiri kukuh kerana adanya prinsip saling melengkapi. Ada simen,bata, pasir, beton, kayu, dan bahan-bahan bangunan lainnya lalu bergabung dengan tepat sesuai posisi dan proporsinya sehingga kukuhlah bangunan itu.

Sebuah rumah tangga juga demikian, jika suami tidak tahu posisi, tidak tahu hak dan kewajiban,begitu juga isteri tidak tahu posisi, anak tidak tahu posisi, mertua tidak tahu posisi, maka akan seperti bangunan yang tidak diatur komposisi bahan-bahan pembangunnya, ia akan segera runtuh tidak keruan. Begitu juga jika mertua tidak pandai-pandai jaga diri, misal dengan masuk campur langsung pada pentadbiran rumah tangga anak, maka sang mertua sebenarnya tengah mengaduk-aduk rumah tangga anaknya sendiri.

Seorang suami juga harus sedar bahawa ia pemimpin dalam rumah tangga. Allah SWT dalam hal ini berfirman :
"Laki-laki adalah pemimpin bagi kaum wanita, kerana Allah telah melebihkan sebagian dari mereka atas sebagian yang lainnya dan karena mereka telah membelanjakan sebagian harta mereka..."(Q.S. An-Nisa :6)

Kepada pembantu jangan hanya mampu suruh kerja saja, kerana kalau saja dulu lahirnya Allah tukarkan, majikan lahir dari orang tua pembantu, dan si pembantu lahir dari orang tua majikan, maka si majikan yang justru sekarang lagi ngepel. Pembantu adalah titipan Allah, kita harus mendidiknya dengan baik, kita tambah ilmunya, mudah-mudahan orang tuanya bantu-bantu di kita,
anaknya bisa lebih tinggi pendidikannya, dan yang terpenting lagi lebih tinggi akhlaknya.

Inilah pemimpin ideal, yaitu pemimpin yan bersungguh-sungguh mahu memajukan setiap orang yang dipimpinnya. Siapapun orangnya didorong agar menjadi lebih maju.

Subhanallah.........

 

  Umum


Komen


"Suami, Pemimpin bagi Keluarga" | Login/Mendaftar | 0 Komens
Threshold
Komen di sini adalah hakmilik yang menghantar. Pihak Pengurusan Portal tidak ada kena mengena.




-------------------------------------------------------------------------------
Portal Komuniti Muslimah
© Hakcipta 2003 oleh Hanan Alam Faizli / Hanan Network
Made in: Bandar Sunway, Selangor
Tarikh Mula: 17hb April 2003

Dibina oleh: Team Walasri

Ditadbir oleh:





Loading: 0.102599 saat. Lajunya....