Array
Welcome To Portal Komuniti Muslimah -- Hanan.com.my.my

  Create An Account Home  ·  Topik  ·  Statistik  ·  Your Account  ·  Hantar Artikel  ·  Top 10 30-05-2023  

  Suka!
New Page 1

  Mutiara Kata
THE MOST IMPORTANT LESSON YOU CAN LEARN FROM WINNING IS THAT YOU CAN...
-- Mutiara Kata

  Menu Utama

  Keahlian Portal Komuniti
Terkini: Maisarah99
Hari Ini: 0
Semalam: 0
Jumlah Ahli: 13727

  Sedang Online
Assalamualaikum
Tetamu

Nickname

Password



[ Mendaftar ]

Sedang Online:
Tetamu: 9
Ahli: 0
Jumlah: 9




  Dari Galeri
inilah puteri_syahadah_ aka mardhiyah~salam ukuwwah

  Yang Masuk Ke Sini
kasih_kekasih: 152 hari yang lalu

Jati Diri Yahudi dan Wasiat Rasulullah
 Posted on Rabu, 10 Disember 2003 @ 11:18:11oleh Hanan
Semasa aniisa_tasnim menulis "Tidak akan terjadi kiamat hingga kaum muslimin memerangi kaum Yahudi,
lalu membunuh mereka, sehingga seorang Yahudi bersembunyi dibalik batu
dan pohon, lalu batu dan pohon berkata : Hai muslim ! Hai hamba Allah !
Ini Yahudi dibelakangku, kemarilah aku, bunuhlah dia ! Kecuali pohon
ghorqod, maka itu adalah dari pohon-pohon orang Yahudi."
(hari. Muslim VII/188, Bukhari IV/51, Lu'lu' wa al-Marjan III/308)

Fenomena pertentangan antara ummat Islam dan Yahudi di Palestina
semakin meningkat. Berbagai tindakan kekerasan terhadap ummat Islam tak
kunjung berakhir, sekalipun bangsa-bangsa di dunia telah mengutuknya.

Pengakuan Yahudi atas Yerusalem, ternyata menimbulkan kesalahpahaman
ummat Islam dalam menyikapi Yahudi, dengan membandingan Yahudi jaman
dahulu dan sekarang. Mereka menyamakan Yahudi dahulu yang beriman kepada
Musa `Alaihis salaam (as) dengan Yahudi sekarang. Penyamaan sikap ini
berakibat buruk baik dalam aspek aqidah maupun amal.

Ada beberapa hal penting seperti dijelaskan dalam syariat dan sejarah;
pertama, sesungguhnya Bani Israil yang mengimani ajaran Musa As berbeda
dengan Yahudi sekarang. Yahudi dahulu terdiri dari kaum Muslim, dan
Mukmin. Sedangkan sekarang terdiri dari kaum kafir, musyrik, dan penentang
ajaran Musa yang telah keluar dari syariatnya. Bani Israil adalah
keturunan Ya'qub Alaihissalam.

Ibrahim pernah berwasiat kepada anak-anaknya, demikian pula Ya'qub.
Ibrahim berkata: "Hai anak-ankakku, Sesungguhnya Allah telah memilih agama
ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama
Islam." (al-Baqarah: 132). Yusuf as juga menegaskan hal yang sama,"Dan aku
mengikuti agama bapak-bapakku yaitu Ibrahim, Ishak dan Ya'qub. Tiadalah
patut bagi kami (para Nabi) mempersekutukan sesuatu apapun dengan
Allah." (Yusuf : 38)

Ini sama dengan pesan Allah tentang orang-orang Yahudi yang mengimani
ajaran Musa As. "Dan Kami jadikan di antara mereka (Bani Israil) itu
pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka
sabar. Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami (QS. Sajdah : 24)

Ayat lain mengatakan, "Dan sungguh telah Kami pilih mereka dengan
pengetahuan (kami) atas bangsa-bangsa." (ad-Dukhan: 32)

Adapun orang-orang Yahudi yang keluar dari ajaran Musa, secara otomatis
mereka telah jatuh pada kemusyrikan. Mereka yang musyrik itu seperti
disebut dalam ayat-ayat berikut ini: Orang-orang Yahudi berkata, tangan
Allah terbelenggu, sebenarnya tangan merekalah yang dibelenggu dan
merekalah yang dilaknat disebabkan apa yang mereka katakan itu (al-Maidah:
64), mereka menjadikan orang-orang alim dan rahib-rahib mereka sebagai
Tuhan selain Allah (at-Taubah: 31). Orang-orang Yahudi berkata : Uzair
itu putera Allah (at-Taubah: 30).

Jadi, Yahudi sekarang tidak ada kaitannya dengan Yahudi yang beriman
kepada Musa As. Adapun klaim mereka terhadap bumi Palestina, itu
merupakan pengembangan dari kekufuran mereka terhadap Musa As. dan nabi-nabi
sesudahnya. Mereka telah keluar dari tauhid dan syariat Musa As.

Kedua : Kebanyakan Yahudi sekarang bukan berasal dari Bani Israil.
Orang-orang Yahudi yang merampas wilayah Palestina sekarang, bukan berasal
dari keturunan yang dulu pernah bersama-sama hidup dengan Musa as.
Sekarang, Yahudi keturunan Israil, yang dikenal dengan sebutan Safaradim,
tidak lebih dari 20% jumlahnya di dunia. Komunitas inipun percampuran
dari berbagai etnis lain karena pernikahan dll. Sebagian kecil dari
jumlah di atas, bukanlah asli keturunan Bani Israil. Adapun mayoritas kaum
Yahudi di dunia yang mencapai 80%, itu berasal dari Eropa, dan berbagai
negara di dunia. Mereka dikenal dengan sebutan al-Asykanazim, dimana
mereka memasuki ajaran Yahudi yang sarat dengan paganisme.

Bukti sejarah di atas menjadi jelas bahwa kaum Yahudi sekarang adalah
penjajah. Mereka tidak berhak atas kepemilikan bumi Palestina, karena
telah keluar dari ajaran Musa As yang benar dan mengubah-ubah kitab
Taurat. Palestina adalah bumi kaum muslimin, tidak berhak bagi bangsa lain
untuk memilikinya.

Sesungguhnya, Palestina bukanlah milik Bani Israil, tetapi milik kaum
Jabbariyin yang hidup sebelum Bani Israil. Allah mengizinkan kepada Bani
Israil untuk memasuki wilayah Palestina, jika mereka masih komitmen
terhadap ajaran yang benar. Jika tidak, secara otomatis izin tinggal dari
Allah di Baitul Makdis telah dicabut.

Ketiga: Sesungguhnya sifat dasar Yahudi yang diabadikan dalam al-Quran
dari masa ke masa adalah pengkhianat, penakut, provokator, pemicu
permusuhan, penipu, sombong dll. Sikap itu terlihat ketika mereka menyakiti
Musa as. dan keluar dari ajaran Taurat. Itulah sikap dasar yang
tertanam secara turun temurun. Sehingga sifat-sifat tercela mereka sebagai
bagian dari agama mereka yang selalu rentan dengan perubahan. Mereka
tanamkan ajaran berbahaya itu kepada anak cucu mereka dan kepada orang yang
masuk agama mereka. Hanya sebagian kecil saja dari mereka yang masih
memiliki komitmen terhadap Musa As ( al-Maidah: 59dan 62). Di antara
mereka ada golongan pertengahan (al-Maidah: 66).

Kehancuran Yahudi

Hadits di atas mengajarkan kepada kita untuk merancang masa depan,
sekalipun masa depan itu sesuatu yang ghaib. Dan yang bisa mengetahui
hal-hal ghaib, hanyalah Allah. (QS. an-Naml: 65). Tetapi Allah mempunyai
sunnatullah yang berlaku pada diri manusia. Ungkapan hadits di atas
menjelaskan, peperangan yang akan terjadi bukanlah peperangan lokal antara
orang Yahudi dan Muslim Palestina. Tetapi awal peperangan terhadap Yahudi
yang sekarang mendominasi dunia. Apabila terjadi pertarungan global dan
ummat Islam memperoleh kemenangan sebagaimana yang dijanjikan oleh
Rasulullah saw, maka akan mengubah sejarah para penguasa Yahudi di dunia.
Bila terjadi kekalahan, maka tidak ada lagi satu kekuasaanpun yang
tertinggal untuk orang Yahudi di dunia. Ketika itu kepemimpinan dunia akan
berubah dengan konsep lain yang sesuai dengan fitrah manusia.

Jahiliyah modern sudah lama menyimpan berbagai penyakit karena
mengingkari Allah dan akhirat. Dimana-mana terjadi penganiayaan, permusuhan,
dekadensi moral, peperangan yang menghancurkan. Berbagai isme yang lain
telah gagal dalam mengantarkan manusia modern menuju pintu gerbang
kebahagiaan. Kini, manusia telah dijangkiti penyakit jiwa yang sangat akut.
Mereka kehilangan harapan, kecewa, selalu dibayangi ketakutan dll.
Mereka menunggu terwujudnya pandangan hidup yang bisa mencerdaskan akal,
mencerahkan hati dan memperbaiki akhlaq mereka.

Akan terjadi Nubuwwah padamu sesuai dengan kehendak Allah. Lalu Allah
akan mengangkat (melenyapkan-Nya) jika Dia menghendakinya. Setelah itu,
akan muncul khilafah yang sesuai dengan manhaj nubuwah. Maka sesuai
dengan kehendak Allah, ia akan berada, lalu Allah akan melenyapkan jika Ia
menghendaki. Kemudian akan datang raja yang zhalim. Maka iapun akan
bercokol sesuai dengan kehendak-Nya. Kemudian akan ada raja yang tirani,
maka iapun muncul sesuai dengan kehendak Allah, kemudian ia lenyap, jika
Allah menghendaki. Baru setelah itu akan timbul kembali khilafah di
atas manhaj nubuwah (hari. Ahmad dari Hdzaifah al-Yaman).

Berbeda dengan sebagian orang Muslim, orang-orang Yahudi yakin dengan
prediksi Rasulullah itu. Sampai hari ini, mereka memperbanyak menanam
pohon ghorqod di kebun-kebun mereka. Mereka mengambil pengalaman dari
berbagai peperangan dengan kaum muslimin pada masa Rasulullah ataupun masa
intifadhah akhir-akhir ini. Pengalaman itu membuat Yahudi berusaha
menghadang lajunya gerakan Islam di dunia. Harap tahu saja, simbol Yahudi
internasional yang berbentuk seperti garpu, itu sesungguhnya simbol
pohon ghorqod.

Yang menjadi catatan, apakah peperangan di bumi Baitul Maqdis merupakan
cikal bakal peperangan global Yahudi melawan Islam? Apalagi Yahudi dari
berbagai belahan dunia telah berkumpul di satu tempat, sehingga mudah
dihancurkan. Hanya Allah Yang Maha Mengetahui kapan terjadinya
peperangan yang menentukan nasib terakhir kaum Yahudi itu.

Yang terpenting bagi ummat Islam sekarang adalah melakukan i'dad dan
berjihad melawan Yahudi. Nash syariah dan bukti sejarah menunjukkan,
perang melawan kekufuran akan senantiasa berlanjut. (QS. al-Baqarah 120 dan
109, Ali-Imran: 118). Sehingga Allah akan menolong ummat Islam, bila
mereka memenuhi persyaratan untuk ditolong. Kita hanya bisa berdoa dan
bekerja keras dalam menegakkan syariat di bumi. Keputusan terakhir kita
serahkan kepada Allah. `Alaihi tawakkaltu wa ilaihi unib.�

Konspirasi Kristen dengan Yahudi Menghancurkan Islam

Berkali-kali mereka bersekongkol, hingga kini. Makin canggih dan licik.



"Mengapa Islam kerap menghadapi banyak cobaan dan serangan dari musuh
yang tiada henti-hentinya? Tapi mengapa pula Islam selalu terjaga dari
segala cobaan dibanding agama lain yang banyak berakhir dengan
menyedihkan?"

Mungkin jawaban kita bisa beragam. Ulama besar Syaikh Abul Hasan Ali
An-Nadwi, menyimpulkan dua hal penting; Pertama, Islam memiliki kekuatan
yang dinamis dan serasi dengan situasi zaman sehingga mampu memberikan
alternatif terhadap segala persoalan. Kedua, karena Allah swt telah
menjamin dan akan menjaga Islam dengan cara melahirkan kader dakwah yang
tangguh. Karenanya, seberat apapun serangan yang ditujukan kepada Islam,
ummat ini tidak akan pernah mengalami kekosongan mujadid (pejuang
agama).

Benar, sejak kehadirannya 1400 tahun lalu, agama ini telah mengalami
serangkaian cobaan berat. Sejak awal, Islam selalu menghadapi
serangan-serangan dari segala penjuru di mana agama lain tidak pernah
menghadapinya. Menurut istilah Syaikh Abul Hasan Ali An-Nadwi, andaikata bukan
Islam, belum tentu agama lain sanggup menghadapinya. Serangan dengan bentuk
kekerasan fisik, kudeta, revolusi, sampai dengan bentuk upaya
pencampuran ideologi oleh para konspirator untuk merusak Islam telah banyak
dicobakan. Bahkan terus berlangsung hingga hari ini.

Tahun 1917, dengan sangat tidak elegan kaum milisi Kristen bersekongkol
dengan negara Barat dan Eropa mengeroyok Islam secara beramai-ramai
untuk merebut kota Baitul Maqdis. Persekongkolan itu merupakan usaha yang
kesekian kali, setelah selama kurang lebih 90 tahun selalu dipatahkan
tentara Islam. Tidaklah hairan, saat Baitul Maqdis jatuh atas konspirasi
jahat, dengan bangganya Jenderal Gouron, seorang pemimpin panglima
pasukan Perancis berteriak sambil menginjak-injak pusara pahlawan Islam
dalam perang Salib, Salahuddin Al-Ayyubi. "Kami telah kembali, wahai
Saladin", ucapnya. "Dan sejak saat ini, Perang Salib (crusade) sudah
selesai," tambah Lord Allenby, komandan gabungan milisi pasukan sekutu
Inggris, Perancis, Italia, Rumania dan Amerika. Itulah kekalahan Islam di
Yerusalem atas konspirasi jahat kaum Kristen, bangsa Barat dan Eropa.
Semenjak itu, Palestina dan Baitul Maqdis selalu menjadi obyek keserakahan
sebagian negara Barat, Eropa dan Yahudi.

Pernyataan Lord Allenby yang banyak menjadi headline koran-koran
Inggris ketika itu memang telah menandai berakhirnya istilah Perang Salib
(crusade).

Tapi dalam kenyataannya, semangat Perang Salib terus menandai Kristen,
bangsa Barat dan Eropa untuk melakukan penjajahan atas negeri-negeri
lain di dunia ketiga. Utamanya negeri-negeri yang jelas mayoritas
penduduknya Muslim. Seperti yang telah banyak ditorehkan dalam tinta sejarah,
bagaimana missi Kristen masuk ke Nusantara pada abad 15-16 bersamaan
dengan misi penjajah Eropa (Portugis) ke dunia Timur. Dengan jelas, missi
penjajah itu selain melakukan ekspansi wilayah juga mengembangkan agama
Kristen. Semboyannya yang terkenal yaitu "Tiga-pergi": gold, glory, gospel
(emas, kejayaan, missi Kristen).

Sejarawan Dr Aqib Suminto dalam bukunya, "Politik Islam Hindia Belanda"
menulis bahwa agama Kristen mulai diperkenalkan oleh para pelaut
Portugis yang datang ke dunia Timur pada abad ke-16, sambil membawa semangat
Perang Timur. Ekpansi itu dimulai oleh perserikatan dagang Belanda yang
diberi nama VOC (Vereenigde Oost-Indische Compagnie) untuk mencari
rempah-rempah. Sambil berdagang, VOC tidak melupakan misi penyebaran agama
Kristen dalam setiap ekspedisinya. Setelah berhasil mengatasi Katolik,
pemerintah Belanda memusatkan perhatian menghadapi kelompok pribumi
yang beragama Islam. Sebab, menurut Aqib Suminto, bagi Belanda penghalang
utama kekuasaan kolonialnya adalah agama Islam dan pemeluknya. "Pidato
tahunan raja bulan September 1901 �yang menggambarkan jiwa Kristen�
menyatakan mempunyai kewajiban etis dan tanggungjawab moral kepada rakyat
Hindia Belanda, yakni memberikan bantuan lebih banyak kepada penyebaran
agama Kristen," tulis Aqib.

Adalah ucapan yang menarik dari D'albuquerqe saat menduduki Malaka,
"Tugas besar yang harus kita abdikan kepada Tuhan kita dalam mengusir
orang-orang Moor (sebutan untuk orang Muslim) dari negara ini dan
memadamkan api sekte Muhammad sehingga ia tidak muncul lagi sesudah ini". Ucapan
ini mirip dengan pidato petinggi militer Spanyol, Figueroa di depan
pasukannya saat menjajah wilayah Muslim Mindanao, "Kita berdiri di atas
tanah bangsa Spanyol yang baru. Menaklukkan hutan yang gelap ini dan
menguasai tanah kafir-Muslim adalah misi kita. Mereka menyerah sebagai
budak dan murtad atau jatuh di bawah pedang bangsa Spanyol. Majulah untuk
misi kita demi Raja dan Negara." Missi Kristen, meski tidak menjadi
prioritas utama �seperti halnya masa lalu� sering berjalan seiring dengan
semangat penjajahan (kolonialisme).

Gereja, Barat, dan bangsa Eropa tahu betul, hanya dengan mengganti
agama Islam dengan agama lain, missi penjajahan bisa terlaksana di
negeri-negeri Islam. Sebab Islam tak ubahnya sebuah keyakinan yang hanya
melahirkan orang-orang kuat dengan kepatuhan agama.

Tidaklah berlebihan bila mantan Perdana Menteri Inggris, yang sangat
berkuasa di tahun 1882, Gladstone. Sambil membawa kopian al-Qur'an,
penganut gereja Anglikan ini bicara di depan ratusan anggota Parlemen
Inggris kala itu. "Percuma memerangi ummat Islam, dan tidak akan mampu
menguasainya selama di dada pemuda-pemuda Islam masih bertengger al-Qur'an.
Tugas kita adalah mencabut al-Qur'an di hati mereka. Dan kita akan
menang menguasai mereka," ucapnya.

Ucapan Gladstone itu kemudian menjadi rekomendasi penting Kerajaan
Inggris tentang bagaimana kiat menundukkan negeri-negeri Islam di wilayah
jajahannya, termasuk terhadap Mesir.


Menuju Perang Peradaban

Interaksinya selama berabad-abad dengan peradaban Islam, penjajah tahu
betul betapa Islam adalah agama yang memiliki peradaban modern.
Ideologinya tidak hanya mampu mengungguli kekuatan militer Barat, namun juga
mengungguli peradaban dan intelektualitas mereka sekaligus. Karena itu,
ancaman peradaban Islam seperti ucapan jujur Prof Dr Huntington dalam
The Clash of Civilization and the Remaking of World Order (1996) adalah
suatu yang rasional. Atas pengalaman berharga itu, penjajah kemudian
mengganti strateginya. Strategi baru pasca Perang Salib itu adalah
melalui jalan perang peradaban dan pemikiran (ghazwul fikri). Penjajahan
berwajah baru ini tak kalah liciknya dengan penjajah konvensional.

Dr Ali Mohd Garisyah dan Mohd Syarif Azzibaq, dalam bukunya Asalibu
Ghazwil Fikri lil `alamil Islami (Metode-metode Perang Pemikiran Terhadap
Islam) mengatakan, salah satu tahapan penjajah pemikiran tersebut
diantaranya adalah membangun pusat kajian-kaijan Ke-Islaman di Barat
(Orientalisme). Lalu, menyebarkan missi Kristen dengan mengirim misionaris
untuk menyingkirkan khilafah Islam di negeri-negeri muslim.

Menurutnya, Kajian Ketimuran (orientalisme) itu bertujuan mendukung dan
membantu usaha perluasan daerah yang dilakukan oleh penjajah.
"Kajian-kajian seperti itu secara disengaja untuk memisahkan ummat Islam dari
sumber ajaran Islam yang murni. Dan menimbulkan rasa menyerah dan kerdil
berhadapan dengan cara hidup barat dan nilai barat." Repotnya, kajian
seperti itu telah melahirkan banyak tokoh dan bahkan dikagumi oleh
pakar-pakar di dunia Islam sendiri. Di Mesir diantaranya muncul Taha Husin,
Kasim Amin (pelopor women liberalism, Husin Fauzi, Ali Abdur Raziq dan
banyak lagi. Ini sama persis dengan Indonesia.

Secara sengaja, mereka melakukan pengkajian dan penerbitan buku-buku
yang berbahaya bagi ajaran Islam. Beberapa karya kaum oreintalis yang
dianggapnya mengandungi banyak kekeliruan dan mengaburkan ajaran Islam
adalah Dasiratul Ma'aruf Al Islamiah, Al Munjid Fillughah Wal Ulum Wal
Adab, Al Mausu'ah `Arabiah Al `Muyassarah.

Cara-cara yang dipakai oleh gereja dalam menyebarkan missi, dikutip Dr
Ali Mohd Garisyah dan Mohd Syarif Azzibaq, termasuk diantaranya adalah
membuka sekolah teologi dan biarawati. Gereja juga secara sengaja
mengirim beasiswa kepada anak-anak jajahan yang jelas beragama Islam untuk
melanjutkan pelajaran mereka di Barat. Dengan begitu anak-anak itu bakal
berpola fikir Kristen dan mendukung missi.

Kepala Jabatan Akidah Dan Filsafat, Kuliah Ushuluddin Universitas
al-Azhar Mesir, Prof. Taha Abd al-Salam Khudhair dan Prof. Dr. Hasan
Muharram al-Sayyid al-Huwaini, pernah menelusuri kelicikan penjajahan
ideologis kaum Kristen dan Barat itu. Menurutnya, mereka biasa mengirim pelajar
Islam ke negara-negara bukan Islam untuk belajar. Kelak setelah lulus,
kebanyakan mahasiswa ini tumbuh menjadi orang jahil pada agamanya.
"Mereka membangga-banggakan budaya Barat dan menghilangkan ajaran agama,"
begitu kutipnya.

Dr. Abdurrahman Mas'ud mengatakan, kajian keislaman di Barat
(orientalisme) adalah hasil persekongkolan gereja dengan penjajah. "Kajian Islam
di Barat pada mulanya sarat dengan kepentingan missionaris dan
kolonialisme, sekaligus sebagai ajang pencarian "kelemahan'' Timur dan Islam
serta pengukuhan hegemoni Barat atas dunia Timur dan Islam," terang dosen
pascasarjana IAIN Wali Songo itu dalam tulisannya di sebuah koran
harian.

Ungkapan senada datang dari Edward Said. Dalam bukunya Orientalism ia
mengatakan, kajian orientalisme adalah gerakan kolonial dan missionar
yang dibungkus keilmuan. Dengan demikian tidaklah terlalu penting kontrol
militer untuk menjajah. Sebab, dengan devide et empera, kekuatan
terjajah akan lemah dan saling bermusuhan sendiri.

Tidaklah mengherankan, bila saat menghancurkan Aceh, penjajah Belanda
mengirimkan seorang bernama Snouck Hourgronje. Snoucklah peletak dasar
strategi menghancurkan Islam oleh Belanda. Snouck secara sengaja belajar
Islam bahkan sampai mengaku masuk Islam. Ia belajar ke Makkah
Al-Mukarramah selama enam tahun dengan memakai nama samaran Abdul Ghaffar. Walau
sikap kepura-puraan Snouck akhirnya terbongkar, tapi pola penjajahan
dengan cara ghazwul fikri seperti itu terus berkembang hingga kini.


Madzhab Selebritis

Wajah baru penjajahan juga berbentuk budaya. Misalnya, penyebaran
film-film, iklan, majalah, video klip, internet termasuk gaya hidup (life
style). Jangan hairan bila musik-musik Barat seperti; suka, rock,
underground, metal, &B secara pelan-pelan menggeser musik-musik Islam. Melalui
budaya, Amerika memaksakan kehendak. Kalau perlu ancaman embargo bila
tidak mahu menjualan film-film Hollywood ke negeri ketiga, khususnya
Islam.

Secara cepat pula industri film yang didominasi Yahudi ini kemudian
menjadi trendsetter gaya hidup ummat manusia di seluruh dunia. Secara
cepat pula, gaya hidup Barat dan Hollywood menjadi peradaban baru. Dengan
dalih globalisasi, seolah-olah apa yang kita tonton, dan yang kita makan
dan apa yang kita pakai atau dikenal dengan semboyan 3 F (food,
fashion, and fun), haruslah memakai standar Barat dan Hollywood.

Dalam bukunya Jihad vs McWorld, Benjamin . Barber mengatakan, apa yang
terjadi di dunia hari ini adalah pem-Barat-an budaya (westernisasi).
MTV, McDonald, celana jeans, musik suka, dan & B dan film-film Hollywood
kini dinikmati oleh warga dunia ketiga. Budaya Barat tidak lagi milik
segolongan orang Amerika, tapi sudah milik dunia. Termasuk negeri-negeri
Islam. Apa yang menjangkiti dunia Islam hari ini adalah berkembangnya
mazhab selebritis. Indikasinya adalah eksploitasi aurat dalam media
massa termasuk dalam TV kita. Hampir semua media yang membanjir dewasa ini
mengeksploitasi derajat rendah kaum hawa. Film-film seperti Beverly
Hills, Dawson Creek, dan Melrose Place seolah-olah tontonan maha penting
bagi semua orang dibading rubrik ilmu pengetahuan. Info Selebritis, atau
gosip artis, seolah begitu berharga dibanding berita penting lainnya
dalam kehidupan. Semua itu, bisa langsung masuk ke kamar kita secara
bebas.

Terhadap mereka yang menerima gaya hidup Barat, mereka memberi julukan
Islam yang moderat, akomodatif, modernis, toleran, dan demokrat. Yang
menolaknya disebut Islam radikal, fundamentalis atau Islam literal.

Akibatnya begitu dahsyat. Dekadensi moral melanda generasi muda. Seks
bebas, dan narkoba sudah menjadi sesuatu yang biasa di mata para remaja.
Entah bagaimana nasib ummat ini ke depan bila tunas-tunas mudanya terus
seperti itu.�

Prinsip-prinsip Gerakan Zionisme
Satu hal yang sangat mencengangkan dalam perjalanan gerakan Zionis
internasional Hanya dalam tempo 50 tahun, Israel berdiri di bumi Palestina.


Tahun ini, usia gerakan Zionisme Internasional hampir melewati seratus
tahun, terhitung dari Konferensi Yahudi Internasional pertama yang
berlangsung di kota Bassel, Swiss, Agustus 1897. Konferensi yang
diprakarsai oleh Theodore Hertzl ini, melahirkan kesepakatan untuk mendirikan
sebuah negara yang akan menyatukan bangsa Yahudi yang tersebar di seluruh
penjuru dunia.

Sejak semula pergerakan Zionis telah bergerak dengan rapi dan
sistematis. Sebagai realisasi keinginan untuk mendirikan negara nasional Zionis,
konferensi meletakkan dua agenda besarnya; menyusun agenda Zionis yang
dikenal dengan Agenda Basl. Dan mendirikan organisasi Zionis
internasional untuk mewujudkan agenda Basl yaitu mendirikan negara nasional
Yahudi di Palestina yang dijamin oleh undang-undang publik.

Untuk itu perlu disusun beberapa langkah berikut ini: Pertama,
menggalang dan mengembangkan pemukiman Yahudi di Palestina dan mendirikan
perumahan-perumahan. Kedua, koordinasi Yahudi internasional dan legalisasi
hubungan yang mengikat mereka dengan organisasi dan institusi Zionis.
Ketiga, menyebarkan spirit nasionalisme, mengembangkan rasa dan kesadaran
nasional Yahudi internasional. Keempat, mengambil langkah-langkah
semestinya untuk mendapatkan dukungan dan persetujuan negara-negara asing
berkenaan dengan konsep negara nasional Yahudi di Palestina. (Samir
Syathara, 100 tahun Konferensi Basl, al Mujtama, 1267, 16/9/1997) Kelima,
menguasai dunia dengan menundukkan bangsa non-Yahudi yang dalam
terminologinya mereka sebut sebagai Goyim (kafir).

Dengan pemikiran itulah, Zionisme internasional kemudian melanjutkan
program yang bergerak secara simultan melalui tiga jalur. Jalur politik
yang dieksekusi oleh gerakan Zionis internasional, jalur agama melalui
Rabi-rabi Yahudi. Dan yang terakhir, melalui jalur sosial kemanusiaan
yaitu gerakan Freemasonry internasional. Ketiga jalur perjuangan Yahudi
di atas tidak lepas dari kaidah dokumen 24 yang biasa disebut dengan
Protokolat Yahudi atau dikenal dengan The Protocol of Learned Elders of
Zion." Buku kecil ini ditemukan tahun 1905 di Rusia yang dianggap sebagai
`grand strategy' (strategi besar) kaum Yahudi untuk menghancurkan dunia
dan Islam. Yang dikenal dengan "Tatanan Dunia Baru".


Gerakan Zionis internasional

Peristiwa penggempuran yang dilakukan oleh militer Zionis terhadap
wilayah otoritas Palestina akhir-akhir ini terutama di Ramallah, Nablus,
Bethlehem dan Jenin benar-benar membuat semua orang skeptis. Ada apa
dengan dunia? Mengapa slogan HAM, keadilan, demokrasi dan humanisme yang
kerap didengungkan negara Barat tidak sesuai dengan kejadian yang dialami
di Palestina?

Jawabannya jelas, bahwa Barat, sangat tuli dengan tragedi kemanusiaan
di Palestina. Karena hampir seluruh institusi vitalnya sudah jatuh ke
tangan gerakan Zionis melalui jalur politik, ekonomi dan intelijen.
Termasuk diantaranya; CIA, FBI, Kongres, bahkan Federal Reservenya.
Perhatikanlah pemilik saham di Federal Reserve �bank yang dianggap paling besar
sedunia� ini.

Sunarsip, dalam artikelnya di Republika (16/4/2002), "Memotong Jalur
Ekonomi Zionisme", menyebutkan bagaima na kuatnya `cengkraman kuku'
ekonomi Zionis di AS adalah dominasinya atas; 1). Rochschlid Bank of London,
2). Rothschilds bank of Berlin, 3). Israel Moses Seif Bank of Italy,
4). Warburg Bank of Hamburg, 5). Warburg Bank of Amsterdam, 6). Lazard
Brothers of Paris, 7). Lehman Brothers of New York, 8). Kuhn and Loeb
Bank of New York, 9) Chase Manhattan Bank of New York, dan 10).
Goldman-Sachs of New York. Semua bank-bank di atas milik Yahudi. Harap tahu saja,
nama Rotshchilds, adalah nama seorang konglomerat Yahudi pertama,
Amschell Mayer Rochschlid yang tinggal di Jerman.

Dengan menguasai bank sentral Amerika tersebut, maka dengan leluasa
mereka dapat menguasai perekonomian Amerika keseluruhan dan bahkan dapat
mengokohkan rezim dollar sebagai alat tukar semua transaksi
internasional.

Dominasi dan monopoli mereka dalam sektor kapital menjadi bagian dari
apa yang disebut dalam Protokolat ke 14-nya: "Perbedaan ini, adalah
perbedaan antara bangsa Goyim (Non-Yahudi) dan kita dalam kemampuan
berpikir dan berargumentasi dapat dengan jelas dilihat dari ketentuan
terseleksi kita sebagai bangsa pilihan, selaku manusia berkelas atas. Ini jauh
berbeda dengan kaum Goyim yang semata-mata berpikir secara insting dan
kehewanan. Mereka mengamati tapi tidak meramalkan hal ke depan. Mereka
tidak menemukan hal baru apapun (kecuali mungkin hal-hal material).
Dari sini jelas bahwa alam itu sendiri telah mentakdirkan kita semua untuk
memimpin dan memandu dunia. (Henry Ford, 'The international Jew and the
protocols of the elders of Zion, Global Publisher, Johannesburg,
hal.138).

Dominasi Yahudi tidak hanya di Amerika, tapi di Inggris, Belgia,
Prancis, Jerman, Swiss sampai Eropa Timur. (Lihat majalah al Mujtama',
no.1200, 21/5/1996)

Tipu daya gerakan Zionis juga dilakukan dengan cara penyebaran
peradaban dan budaya-budaya sesat. Diantaranya adalah penyebaran minuman dan
makanan yang memabukkan.

Baginya, membudayakan minuman keras di tengah masyarakat Goyim
�terutama masyarakat Muslim sama halnya menciptakan generasi bodoh yang mudah
diperalat. Ini sesuai dikutip dalam Protokolat I yang berbunyi;

"�masyarakat Goyim terbuai dengan minuman-minuman keras; generasi muda
mereka tumbuh dungu dengan hal-hal klasik dan membuat kebejatan moral.
Dan hal ini dipromosikan oleh agen-agen khusus kita baik oleh guru,
pembantu, guru privat wanita di rumah-rumah orang kaya sampai pegawai
kantoran. (Protokolat I, Henry, hal. 178)

Hal serupa juga dilakukan melalui media massa. Henry Ford, dalam
Protokolat II mengatakan bahwa hampir dipastikan Yahudi menguasai seluruh
jaringan media massa di New York dan di seluruh ibukota negara-negara
Eropa. Jaringan raksasa media itu juga merambah ke Indonesia. Cara dominasi
seperti ini dilakukan terutama bila perusahaan yang bersangkutan
membutuhkan investor dan dana segar. Secara cepat pula, para investor dunia
yang kebanyakan Yahudi akan segera turun tangan.

Karena bagi Zionis, seperti kutip Ford, menguasai media massa, sama
halnya menyuarakan aspirasi mereka.

"Di tangan negara sekarang ini ada suatu kekuatan besar yang
menciptakan gerakan pemikiran di tengah masyarakat dan itu adalah pers. Bagian
yang diperankan oleh pers adalah untuk terus membuat tuntutan-tuntutan
kita bagaikan hal niscaya, menyuarakan keluaran masyarakat,
mengekspresikan dan menciptakan ketidakpuasan. Dan berkat pers, kemenangan kebebasan
berbicara berinkarnasi kembali. Tapi negara-negara Non-Yahudi tidak
mengetahui bagaimana memanfaatkan kekuatan ini; dan hal itu telah jatuh ke
tangan kita. (Protokolat II)


Kebebasan dan Persamaan Hak

Semangat kebebasan, dan persamaan adalah gerakan Yahudi dan Zionisme
pada Goyim (non-Yahudi). Sehingga menjadi simbol pemberontakan terhadap
tiran di mana-mana. Tanpa disadari, kampanye simbol-simbol ini telah
ikut mempropagandakan missi Zionis. Kehancuran semua paham dan ideologi
dunia adalah tujuan bagi berkembangnya ideologi Zionis.

"Mengakhiri kedamaian, ketentraman, solidaritas dan menghancurkan
seluruh fondasi negara-negara Non-Yahudi di mana-mana �sebagaimana Anda akan
lihat nanti adalah satu hal yang akan membantu kemenangan kita).
(Protokolat I, hal.178)

Untuk hal seperti itu, Zionis bisa berkawan dengan bahkan menyusup
dalam faham-faham lain yang sedang popular di dunia. Gerakan-gerakan
sosialis, dengan mengesankan membela kaum buruh, kelompok miskin kota,
pejuang kaum tertindas, adalah sasaran kaum Zionis pada masyarakat Goyim.
Walau banyak tidak dipercaya, gerakan halus seperti ini terus berkembang
pesat. Bahkan kalau perlu bergabung dengan Komunispun. Ini diakui
seperti dalam Protokolat III.

"Kita muncul seolah-olah penyelamat para kaum buruh dari ketertindasan.
Di saat kita usulkan kepadanya untuk masuk jajaran pasukan kita kaums
sosialis, anarkis dan komunis yaitu mereka yang selalu mendapat
`dukungan' sesuai dengan aturan main yang bernuansa persaudaraan semu �yaitu
solidaritas seluruh manusia dari gerakan Freemasonry kita". (Protokolat
III, hal.183)


Tirani Riba

Tirani dan penjajahan ekonomi, adalah salah satu diantara prioritas
utama kaum Yahudi. Tirani ekonomi yang paling sering dikampanyekan itu
adalah sistem riba yang kemudian menjadi fondasi kokoh Zionis dalam
menjerat negara-negara Goyim agar tunduk dan dapat memperbudak mereka.
Berbagai lembaga keuangan internasional seperti IMF.

Dalam Protokolat (XX, hal. 244), secara jujur kaum Zionis mengaku;

"Apa yang benar-benar prinsipil adalah hutang, khususnya hutang luar
negeri. Hutang adalah persoalan peraturan transaksi pemerintah yang
memuat prosentase obligasi sesuai dengan jumlah pokok pinjaman. Bila
pinjaman dikenakan 5%, jadi dalam tempo 20 tahun negara akan membayar riba
(bunga) dengan jumlah yang sama dengan yang dipinjam. Dalam waktu 40 tahun
akan membayar jumlah dua kali lipat. Dan 60 tahun akan tiga kali lipat,
sementara hutang pokok tetap sebagai hutang yang belum dibayar".
Cara-cara seperti inilah yang digunakan Zionis �terutama terhadap
negara-negara miskin agar mudah bergantung dan dikendalikan. Termasuk dalam kasus
Indonesia.


Gerakan Freemasonry

Protokolat Yahudi yang tidak kalah adalah gerakan Freemasonry-nya,
gerakan tertua Yahudi yang ada sejak zaman nabi-nabi dahulu. Tujuannya
meratakan jalan persaudaraan berdasarkan asas-asas freemasonry pada seluruh
keanggotaannya, melakukan propaganda lisan atau tulisan dalam menyeru
kebaikan dan kemakmuran, menyerukan kerja sama dalam semua kebaikan
dengan tidak membedakan ras, bangsa, suku dan agama. Freemasonry lah yang
mempelopori kawin hantar agama agar tercipta persatuan di antara semua
pengikut agama sehingga tidak ada lagi egoisme dalam agama."
("Kabut-kabut Freemasonry Melanda Dunia Islam", A.D.El Marzdedeq, Al Huda, hal.36).
Gerakan ini punya prinsip-prinsip yang disebut dengan khoms kanon;
Humanisme (internasionalisme), demokrasi, sosialisme, monotheisme dan
nasionalisme.

Ada 10 agenda dalam gerakan Freemasonry di antaranya sebagai berikut:

Pertama; Shada yaitu mendirikan agama baru dan agama tandingan di
seluruh dunia. Karena itu, jangan hairan bila di Amerika, misalnya berbagai
aliran Kristen seperti gereja Setan, Mormon, Advent, Gereja Anak Tuhan
dan sejenisnya. Di India lahirlah Islam Ahmadiyah yang dibawa oleh Mirz
Ghulam Ahmad yang mengaku sebagai Al Mahdi dan mendakwakan diri sebagai
nabi akhir zaman. Kemudian muncul gerakan "Protestan" yang tampil
sebagai gerakan reformasi agama dengan misi bermuatan konsep Ibrani. Gerakan
ini menekankan keimanan pada Perjanjian Lama yaitu Taurat dan
ditindaklanjuti dengan mengimani kebangkitan kembali Isa di Palestina. Kemudian
gerakan Puritanisme di abad ke 17 di Inggris yang merupakan gerakan
ekstrim Protestan atau yang terkadang disebut dengan Judaizing. Pada tahun
1621 terbit buku pertama yang mengangkat soal pemukiman Yahudi di
Palestina dengan judul "Kembalinya Yahudi" yang dikarang oleh pengacara Sir
Henry Finish. Kemudian disusul oleh dukungan tokoh-tokoh Eropa lainnya
seperti Martin Luther (1483-1546), Isaac Newton (1643-1778) dan
lain-lain.

Pengakuan kaum Yahudi terbukti seperti dikutip dalam Protokolat XVII
(hal. 232), "Kemerdekaan kesadaran telah dideklarasikan di mana-mana,
jadi sekarang hanya dalam hitungan tahun yang memisahkan kita dari satu
masa kehancuran agama Kristen secara total. Adapun hal yang berkenaan
dengan agama lain kita masih tidak terlalu kesulitan menangani mereka,
tapi itu masih terlalu primatur untuk diperbincangkan sekarang".

Kedua, Onan yang bertujuan mengekang pertambahan keturunan Goyim atau
non-Yahudi dan menyuburkan perempuan-perempuan Yahudi. Ketiga, Plotisme
yang bertujuan untuk mendidik alim ulama Plotis yang faham agamanya
terapung dan mengambang, alim ulama plotis disebarkan ke berbagai lembaga
pendidikan Islam dan mengangkat alim ulama plotis sebagai anggota
kehormatan Freemasonry. Para intelektual plotis ini didukung untuk membuat
pergerakan yang dapat mendangkalkan keyakinan pada agama Islam. Dan
mengkader tokoh-tokoh seperti ini ke universitas-universitas kenamaan di
Barat. Hal ini sesuai dengan Protokolat IV (We shall destroy God),

"�inilah alasannya mengapa kita mahu tak mahu harus melemahkan semua iman
(agama), guna menghancurkan dasar-dasar ke-Tuhanan bangsa Non-Yahudi
otak dan spirit atau lahir dan batin, menggantikannya dengan kalkulasi
aritmatika dan kebutuhan-kebutuhan material". (Henry, hal. 188)

Sungguh apa yang dapat diangkat di atas adalah bagian kejujuran dari 24
"The Protocol Elders of Zion" untuk mendominasi dunia yang sebagian
besar telah termanifestasikan dalam penggalan sejarah hidup manusia
modern. Maka tidak berlebihan kalau seorang kenamaan Amerika dan pendiri
perusahaan mobil FORD, Henry Ford berkesimpulan dalam wawancaranya yang
dimuat di New York World", (17/2/1921) dengan mengatakan, "The only
statement I care to make about the Protocols is that they fit in with what is
going on. They are sixteen years old. And they have fitted the world
situation up to this time. They fit it now." (Satu-satunya pernyataan
yang perlu saya sampaikan tentang Protokolat-protokolat Yahudi bahwa hal
itu sesuai dengan apa yang terjadi dewasa ini).

Usia perjalanan gerakan kaum Yahudi di dunia hampir mencapai enam puluh
tahun dan masih sejalan dengan realita dan situasi hingga kini. Tapi,
kebanyakan di antara kita justru mengingkarinya. Wallahu a'lam
bishshawaab.�

Dajjal itu Zionisme Berwajah Amerika

Jangan berharap Amerika membela kepentingan Islam. Sebab, negara
adidaya ini berada dalam cengkeraman Zionis



Dalam puisi berjudul "Kalian Cetak Kami Jadi Bangsa Pengemis" penyair
ini mengeluh atas kekejaman negara maju seperti Amerika, Inggris dan
Jepang. Negara-negara itu `menjajah' berkedok globalisasi.

Itu mungkin benar. Musuh besar yang sedang kita hadapi hari ini adalah
penjajahan terselubung. Setelah ratusan tahun penjajahan fisik, mereka
kemudian datang dengan kedok HAM, demokrasi, dan liberalisasi.
Konspirator besar itu, tak lain adalah negera-negara Amerika Serikat (AS),
Eropa dan Zionisme.

Melalui IMF dan World Bank, AS berhasil mengendalikan Indonesia dengan
hutang (apa Januari 2002 hutang Indonesia menjadi Rp 1.401 trilyun).
Akibatnya, kekayaan alam RI dengan mudah dan sangat kentara dikeruk oleh
perusahaan-perusahaan AS. Sebut saja; tambang emas Busang, dan puluhan
BUMN kita. Lihatlah, betapa jahatnya AS ketika mengancam tidak akan
mengucurkan dana IMF pada Indonesia sebelum Megawati menangkap aktifis
militan Islam . AS juga memaksa memasukkan 20 ribu ton paha ayam bekas
(chicken leg quarter) ke pasar Indonesia �yang di AS sendiri tidak
dikonsumsi. Bila tidak mahu menerima paha `sampah', ekspor udang Indonesia ke
AS akan ditolak. Untuk hal seperti ini, AS bahkan mengancam dengan
sanksi ekonomi.

Untuk mengukuhkan hegemoninya atas negara lain, AS menerapkan standar
ganda. Bersama sekutunya, AS membentuk Persatuan Bangsa-bangsa (PBB).
Dengan kekuasaannya yang besar di PBB yang dinamakan hak veto, AS,
memperkuat legitimasi untuk kepentingan internasionalnya. Tidaklah hairan bila
AS dapat dengan mudah menggagalkan segala keputusan yang dianggap
bertolak belakang dengan kepentingannya; tidak peduli sebaik apa pun
keputusan tersebut. AS ingin agar dunia ikut dalam tatanan baru yang dinamakan
`Pax Americana', di mana semua orang harus tunduk padanya. Simaklah
ucapan Bush Oktober 2001 yang mengatakan, "Either you are with us, or you
are with terrorist". (Anda ikut bersama kami, atau menjadi bagian dari
teroris) adalah ucapan congkak orang yang ingin berkuasa di dunia.
Dengan kebijakan "carrot and stick policy"nya, AS tidak segan-segan memberi
imbalan. Sebaliknya, akan menghajar negara yang tidak taat padanya.

Dengan standar gandanya itu, kepada dunia AS melakukan kampanye
domokrasi �bahkan menyebut diri sebagai `the champion of democracy' (pemenang
demokrasi)� namun seringkali justru menjadi pendukung utama
kediktatoran, bahkan penjajahan.

Seorang pengamat politik, membeberkan banyak fakta kemunafikan AS dalam
berpolitik. Bukti nyatanya, antara lain ketika AS (melalui militer)
dengan seenaknya menggagalkan kemenangan partai FIS (Front Islamic du
Salut) di Aljazair pada 1991. FIS dituduh akan memanfaatkan demokrasi untuk
membangun `keditatoran agama'. "Padahal, alasan sesungguhnya ketakutan
jenderal korup yang bakal kehilangan kekuasaan mereka; dan kekhawatiran
klasik Barat terhadap revivalisme Islam," . Bukti-bukti yang lain
terlalu banyak...

Sesuai dengan laporan PBB (1992), apa yang dilakukan AS terhadap Irak
dengan embargonya, telah mengakibatkan hampir 1,5 juta penduduk Irak dan
balita menderita karena masalah kesehatan. Tapi di sisi lain, AS
membiarkan Israel atas pembantaiannya di Palestina. Puluhan ribu warga
Palestina tewas di tangan Israel. Anehnya AS diam saja. Koran dan media-media
massa AS bahkan menyebut Israel sebagai negara yang menjadi korban
`terorisme'.

Karena terlalu munafik itulah, menurut Noam Chomsky, seorang profesor
Linguistik dari Massachusset Institute of Technology (MIT), AS telah
melahirkan banyak sikap anti Barat dan perlawanan terhadap AS. Kekecewaan
atas penjajahan gaya AS tersebut kemudian melahirkan sikap permusuhan
yang ujungnya memunculkan sikap ekstrimitas. Dengan geram, Noam Chomsky
dalam bukunya Maling Teriak Maling: Amerika Sang Teoris?, menjuluki AS
sebagai negara teroris yang sesungguhnya. "Dan serangan teroris AS
tersebut jauh lebih dahsyat dan destruktif dibanding dengan WTC yang
sekarang", tulisnya.


AS dan Zionisme Internasional

Bila AS diam saja terhadap ulah brutal Israel, karena negeri yang
katanya adikuasa itu berada di ketiak kaum Yahudi. Semua tahu itu.

Padahal Yahudi di AS jumlahnya hanya berkisar 6 juta atau 2,5 % dari
populasi rakyat AS yang berjumlah 250 juta jiwa. Tapi memang mereka mampu
mempengaruhi kebijakan pemerintah AS, bahkan menyetir penguasa AS.
Terutama menyangkut kepentingan Yahudi. Hampir semua pejabat, termasuk
Presiden AS tidak berani menentangnya. Tidak hairan bila untuk maju ke kursi
presiden untuk kedua kalinya, Bill Clinton menunjukkan sikap baik
dengan membela kepentingan Yahudi. "Saya akan memutuskan semua bentuk
hubungan dagang dan investasi dengan Iran, serta membekuhkan hampir semua
kegiatan ekonomi lain di antara dua negara," katanya menjelang pemilihan
umum di depan peserta Kongres Yahudi se-dunia di New York, 30 April
1995.

Yahudi di AS mempunyai organisasi yang sangat berpengaruh di Capitol
Hill, Washington, namanya AIPAC (The American Israel Public Affairs
Committee). Organisasi ini jaringannya luas, karenanya sangat berpengaruh
dalam penetapan arah kebijakan AS, siapapun presiden dan pejabatnya.

AIPAC atau sering dipanggil `The Lobby' mampu mengendalikan orang-orang
kuat di pemerintahan AS. Misalnya; presiden dan semua staf, angkatan
bersenjata, Pentagon, Gedung Putih, menteri luar negeri, dan departemen
penting lainnya. Tidak hanya presiden dan anggota parlemen terpilih,
tokoh-tokoh yang diperkirakan akan menjadi calon presiden sudah
dipengaruhi. Koran The New York Times (1987) pernah menyebut AIPAC sebagai basis
kekuatan utama dalam menyusun kebijakan AS, terutama yang menyangkut
masalah Timur Tengah. Jadi, harap maklum bila hampir semua kebijakan
Israel yang merugikan Timur Tengah dan Islam, pemerintah AS sering bungkam.
Kelompok kecil ini bahkan dikenal seenaknya mendikte --kalau perlu--
menjatuhkan seorang presiden AS jika dianggap merugikan misi Zinonisme.
Sampai hari ini, `The Loby' memiliki anggota sekitar 60 ribu yang
bekerja untuk kepentingan Zionis. Tidak ada satupun kebijakan AS tanpa
melalui AIPAC hingga hari ini.

Tidak hairan di sebuah radio lokal Israel di Tel Avivi, 3 Oktober 1991,
Ariel Sharon dengan lantang berteriak, "...I want to tell you something
very clear: Don't worry about American pressure on Israel. We, the
Jewish people, control America, and the Americans know it". (Saya ingin
mengatakan pada Anda semua dengan jelas; Jangan khawatirkan tentang
Amerika. Sebab Amerika di bawah kita, orang-orang Yahudi. Dan semua orang
Amerika tahu hal itu),

Bukti lebih nyata, lambang freemansonry dijadikan lambang mata uang
dollar AS dengan mencantumkan gambar segitiga pyramid dan di tengahnya
tercantum lukisan 'sebelah mata'. Logo mata uang AS ini serupa dengan
lambang freemansonry yang simbolnya menggambarkan bintang David yang diapit
dua pilar bertuliskan Iakin (kanan) dan Zahob (sebelah kiri). Di atas
bintang David dan dua penyangga itulah segitiga bergambar 'sebelah mata'
dikelilingi lingkaran. Simbol bergambar `sebelah mata' inilah yang
bentuknya sama persis dengan logo mata uang AS. Kabarnya, gambar sebelah
mata ini oleh ummat Islam diyakini sebagai simbol Dajjal.

Cengkraman Yahudi terhadap AS itu sudah dirancang dengan matang 80
tahun lalu, tepatnya sejak ditemukan buku kecil berjudul, The Protocols of
the learned elders of zion. "The Protocols" itu sebuah masterplan
Zionisme Yahudi dalam mengendalikan dunia dengan cara-cara licik.
Diantaranya, mengendalikan tatanan dunia baru melalui jalan ekonomi, politik, dan
media massa. Untuk yang satu ini, kaum Yahudi --kalau perlu-- harus
menyelewengkan ilmu pengetahuan. Dalam buku Dajjal�The AntiChrist
(diterjemahkan ke bahasa dengan judul Sistem Dajjal), seorang Inggris, Ahmad
Thomson, menulis bahwa mantan Presiden Amerika Henry Ford di tahun 1921
mengakui adanya rencana licik gerakan Yahudi, yang tertuang dalam The
Protocols of the learned elders of zion.

Henry menyebut kemiripan dari rencana jahat The Protocols tersebut
dengan apa yang terjadi dunia saat ini. Antara lain; adanya Persatuan
Bangsa Bangsa (PBB), sebagai usaha menciptakan tatanan dunia baru.
Penciptaan ekonomi yang impoten dengan penerapan sistem bunga dan pajak yang
melilit masyarakat, teori kekacauan dan propaganda cabul melalui media
massa, menerapkan teori politik dan sosial yang menyesatkan di tengah
masyarakat goyim (non-Yahudi) baik melalui perorangan, organisasi atau
serikat olah raga. "Buku itu cocok dengan keadaan dunia saat ini," kata
Henry seperti dikutip Thomson.

Diantara kelicikan Zionis termasuk menyelewengkan ilmu pengetahuan
sejarah dan peradaban. Salah satu teori utama dunia yang mengandung unsur
penipuan dan penyesatan diantaranya lahirnya teori asal usul manusia
yang dikenal dengan Teori Darwin. Teori ini menjelaskan bahwa asal usul
manusia itu hewan kera, bukan Nabi Adam.

Menurut Ahmad T. Thomson, tata cara pengendalian dunia cara Yahudi itu
merupakan Dajjal seperti yang banyak diungkap al-Qur'an tentang tanda
dan kehadirannya. "Tata cara pelaksanaan, proses produsen-konsumen dan
tata cara sistem-sistem pendukung yang digunakan untuk mengendalikan dan
memanipulasi masyarakat yang diperbudak sistem produsen-konsumen adalah
bukti nyata bahwa pengambilalihan oleh Dajjal sebagai kekuatan ghaib
sudah dan sedang berlaku. Kini sistem kafir, yaitu sistem Dajjal telah
menjajah hampir semua negara di dunia, maka kedatangan si Dajjal sendiri
tinggal masalah waktu saja".


Awal Berkawan dengan Zionis

Jejak hubungan Yahudi dan Amerika dimulai bersamaan dengan perjalanan
Christopher Columbus menemukan benua Amerika. Pada 2 Agustus 1492,
diperkirakan lebih dari 300 ribu orang Yahudi diusir oleh orang-orang
Spanyol. Suatu hari, di bulan yang sama, Columbus mengarungi lautan Barat.
Secara kebetulan, beberapa orang Yahudi ikut bergabung dalam rombongan
tersebut. Melihat kelompok pengungsi itu, membuat hati Columbus berubah
menjadi simpati. Saat itulah pergaulannya dengan orang-orang Yahudi
menjadi dekat. Orang Yahudi yang kemudian menjadi teman akrab dalam
ekspedisi Columbus itu antara lain; Luis ada Torres (juru bahasa); Marco, (ahli
bedah); Bernal (ahli fisika); Alonzo ada lah Calle, dan Gabriel Sanchez.
Luis ada Torres adalah orang pertama yang ikut mendarat dalam ekpedisi
yang kemudian menemukan manfaat tembakau. Dia kemudian mendiami Kuba dan
menjadi `god father' Yahudi dalam menguasai bisnis raksasa tembakau
hingga hari ini.

Kontak pertama antara AS dan Eropa dengan Zionis dimulai tahun 1921
ketika Chaim Weizmann mengunjungi AS. Terutama saat hubungan Inggris dan
Zionis memburuk tahun 1939. Dampak paling penting dari hubungan keduanya
adalah lahirnya `Biltmore Program' tahun 1942 yang membiarkan kaum
Zionis merampas tanah sah negara Palestina tahun 1948.

Hubungan keduanya menjadi sangat `spesial' saat AS di bawah kendali
pemerintahan Ronald Reagan di awal tahun 80-an. Dilanjutkan dengan
kerjasama dalam perjanjian perdagangan bebas 1985 yang isinya, Israel ikut
berpartisipasi dalam Prakarsa Keamanan Strategis (Star War Project). Boleh
dikatakan, sejak itu pula, bantuan AS terus mengalir menuju Israel.
Sekitar tahun 1949-1965 bantuan AS mencapai sekitar 63 juta USD. Tahun
berikutnya meningkat menjadi 102 juta USD (periode 1966-1970). Tahun
berikutnya (1971-1975) meningkat menjadi 1 milyar USD. Tahun 1976-1984
meningkat lagi menjadi 2,5 milyar USD. Menurut Sunshine Press Service, yang
pernah melacak aliran dana ke sarang Capitol Hill, dana bantuan untuk
Israel ternyata sudah berlangsung sejak tahun tahun 1949. Umumnya,
bantuan AS kepada Yahudi berupa hibah tanpa ada ikatan apa-apa. Ini jauh
berbeda dengan bantuan AS ke Philipina atau ke Indonesia, yang selalu
pakai embel-embel.

Walau tidak semua kaum Yahudi adalah penganut Zionis, namun bencana
besar tengah mengancam peradaban kemanusiaan. Itu terjadi bila Zionisme
�seperti yang bisa dirasakan hingga hari ini� terus berkonspirasi dengan
AS. Bukanlah suatu yang mustahil bila suatu hari kelak, penganut
Zionisme ini terus mengembangkan ambisinya seperti tertuang dalam Talmud yang
berbunyi begini, "Tiap orang Yahudi wajib berusaha supaya kekuasaan di
atas bumi menjadi miliknya, bukan menjadi milik orang lain". Yang lebih
mengerikan, bila dua konspirator itu bergabung untuk menjalankan misi
Protocol of Zion yang tertuang dalam pasal 11 yang isinya mengatakan
begini, "Orang-orang Goyim (Non-Yahudi) ibarat segerombolan kambing,
sedang kami seperti serigala-serigala". Apa jadinya bila serigala itu
berkawan dengan raja hutan, lalu berdua memusuhi Islam.�

Wassalam !

Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga
kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah
itulah petunjuk (yang benar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti
kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi
menjadi pelindung dan penolong bagimu. (Al-Qur'an: Al-Baqarah:120)

 

  Semasa


Komen


"Jati Diri Yahudi dan Wasiat Rasulullah" | Login/Mendaftar | 0 Komens
Threshold
Komen di sini adalah hakmilik yang menghantar. Pihak Pengurusan Portal tidak ada kena mengena.




-------------------------------------------------------------------------------
Portal Komuniti Muslimah
� Hakcipta 2003 oleh Hanan Alam Faizli / Hanan Network
Made in: Bandar Sunway, Selangor
Tarikh Mula: 17hb April 2003

Dibina oleh: Team Walasri

Ditadbir oleh:





Loading: 0.496841 saat. Lajunya....