Array
Welcome To Portal Komuniti :: Ukhwah.com

  Create An Account Home  ·  Topik  ·  Statistik  ·  Your Account  ·  Hantar Artikel  ·  Top 10 29-03-2024  

  Login
Nickname

Password

>> Mendaftar <<

  Mutiara Kata
Apa-apa yang terjadi pada kita hari ini adalah hasil tindakan kita pada masa lalu
-- Kang

  Menu Utama

  Keahlian Ukhwah.com
Terkini: navratan
Hari Ini: 0
Semalam: 0
Jumlah Ahli: 43152

  Sedang Online
Sedang Online:
Tetamu: 145
Ahli: 0
Jumlah: 145




  Yang Masuk Ke Sini
muslimin23: 1 hari, 19 jam, 23 minit yang lalu
Rashdin: 27 hari yang lalu


Al-Quran dan Hadis
Topik: Komentar Ampuh Ke Atas Syubhah Said Mamduh


Carian Forum

Moderator: Administrator, ABg_IMaM, ibnu_musa
Portal Komuniti :: Ukhwah.com Indeks Forum
  »» Al-Quran dan Hadis
    »» Komentar Ampuh Ke Atas Syubhah Said Mamduh

Please Mendaftar To Post


Oleh Komentar Ampuh Ke Atas Syubhah Said Mamduh

Uwaimir
Warga 2 Bintang
Menyertai: 12.07.2003
Ahli No: 2288
Posting: 57

saudiarabia  


posticon Posting pada: 16-07-06 23:10


Mamduh Sa’id bin Muhammad Mamduh al-Qahirah

Dia menulis Wushul at-Tahani bi Itsbaati Sunniyat as-Subhah war Radd ’alal Albani (Meraih Cahaya Manfaat dan Ketetapan Sunnahnya Tasbih dan Bantahan Terhadap Albani) dan Tanbiihul Muslim ila Ta'addil Albani ’ala Shahih Muslim (Peringatan Terhadap Muslim Tentang Kelancangan Albani Terhadap Shahih Muslim).

Sebelumnya, Mamduh Sa’id Mamduh ini memiliki sikap yang jauh berbeda dengan sikapnya yang terakhir. Dia pernah menulis surat kepada Syaikh al-Albani yang menyebut Syaikh al-Albani sebagai al-Ustadz asy-Syaikh al-Allamah al-Muhaddits atau al-Allamah Ustadz kami, berikut ini saya nukilkan suratnya :

Ustadz Kami, al-Allamah. Alhamdulillah kami memuji kepada Allah yang telah menciptakan seseorang yang mahu berkhidmat kepada as-Sunnah, meneliti mana hadits yang shahih dan mana hadits yang dha’if, serta memilah-milah mana yang baik dan mana yang buruk. Alhamdulillah, saya bisa mendapatkan kitab-kitab hasil penelitian hadits yang anda tulis yang amat bermutu dan berharga. Saya ikut menjaga kitab-kitab anda tersebut dari masuknya tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab, karena saya telah menisbatkan diri masuk ke dalam kelompok anda!

Alhamdulillah, saya telah mengikuti semua kitab-kitab anda. Yang terakhir adalah kitab Irwa’ al-Ghalil fi Takhrij Manaris Sabil. Kami juga telah menelaah tulisan-tulisan tangan anda yang belum sempat tercetak seperti Tamamul Minnah bi Ta’liq ’ala Fiqhis Sunnah. Tatkala anda berkunjung ke Kairo, kami selalu mengikuti ceramah-ceramah anda, di Markaz Anshorus Sunnah Abidin, di Jami’ Anshorus Sunnah Zaitun, Jami’ah ’Ainusy Syamsi dan tempat-tempat lainnya.

Kemudian tatkala anda kembali lagi (ke Kairo) tidak selang berapa lama kami pun menjadi pendengar pertama terhadap pelajaran-pelajaran anda. Dengan sebab itulah, meskipun tentu ada sebab-sebab lainnya, Allah telah membuat saya cinta dengan dengan ilmu hadits dan suka mempelajari hadits-hadits, bahkan hingga dimanapun kami berada sellau menyandang kitab-kitab hadits.

Penulis

Abu Sulaiman Mahmud Sa’id bin Muhammad Mamduh al-Qahirah

Nazil ar-Riyadh 22/2/1401 H.

Apakah yang menyebabkan Mamduh Sa’id berubah seratus delapan puluh derajat?? Setelah menyanjung-nyanjung kemudian menghina dan melecehkan?? Tidak lain dan tidak bukan adalah karena jeratan para pendengki yang menjejalinya dengan pikiran-pikiran buruk dari segala penjuru. Akhirnya dia pun terjerat oleh hawa nafsunya sendiri sehingga berani tampil bagaikan orang yang mumpuni ilmunya dan mulai berani membantah orang yang dulu disanjung-sanjungnya.

Mamduh Sa’id ini tidak fair sebagaimana as-Saqqof, dia menyembunyikan hakikat dan mengungkap kejahilannya di depan khayalak. Dia membantah secara kasar Syaikh Al-Albani dan dipoles agar tampak ilmiah di dalam kitabnya Tanbihul Muslim ila Ta’addi Albani ’ala Shahihil Muslim. Di dalam bukunya ia menyanjung-nyanjung Abdullah al-Ghumari sebagai al-Allamah al-Alim al-Jihbidz al-Hibr al-Mudaqqiq al-Muhaqqiq, padahal gurunya tersebut berani mendhaifkan hadits Bukhari Muslim.

Abdullah Al-Ghumari mendhaifkan hadits yang diriwayatkan dari Urwah dari Aisyah tentang rakaat sholat safar yang diriwayatkan oleh Bukhari Muslim di dalam risalahnya yang berjudul ash-Shubhu was Safir (hal. 16) bukan karena cacat sanadnya, namun katena menurut anggapannya hadits tersebut bertentangan dengan al-Qur’an padahal pemahamannyalah yang salah.

Mamduh Sa’id juga menyanjung saudara Abdullah al-Ghumari yaitu Ahmad bin Muhammad al-Ghumari dengan sebutan al-Imam al-Hafizh al-Muhaddits an-Naaqid Nadiratul Ashri, bahkan di dalam bukunya, at-Tanbih (hal. 78) ia menyanjungnya secara berlebih-lebihan dengan mengatakan, ”Tidak ada orang sepertinya setelah al-Hafizh as-Sakhowi dan as-Suyuthi yang ahli di dalam bidang hadits...”

Padahal Ahmad al-Ghumari ini mendhaifkan hadits di dalam shahihain yang diriwayatkan dari Jabir dan Ibnu Abbas tentang sholat gerhana matahari di dalam kitabnya yang berjudul al-Hidayah fi Takhrij Ahadits al-Bidayah (IV/197-201) dengan perkataannya : ”Hadits ini dusta dan bathil menurut akal sihat, meskipun terdapat dalam shahih Muslim, karena gerhana matahari hanya terjadi sekali pada hari meninggalnya Ibrahim, anak Muhammad Shallallahu ’alaihi wa sallam. Ini juga merupakan pendapat para imam ahli hadits.” Pendhaifan yang dilakukan oleh al-Ghumari ini sebelumnya telah dinyatakan oleh Albani di dalam kitab beliau Irwa’ul Ghalil yang oleh Mamduh Sa’id dimasukkannya sebagai tindakan kelancangan Albani terhadap shahih Muslim. Lantas mengapa anda hanya menganggap Albani saja yang lancang wahai Mamduh?? Mengapa tidak anda sebutkan juga orang yang kau gelari dengan al-Imam al-Hafizh al-Muhaddits an-Naaqid Nadiratul Ashri Ahmad al-Ghumari dengan tuduhan lancang terhadap shahih Muslim?? Lantas dimanakah keadilan dan amanah itu?!!

Ternyata usut punya usut, Mamduh Sa’id yang disebut oleh al-Mudzabdzab ini sebagai Imam hadits ternyata lemah dan dangkal dalam ilmu hadits, karena dia tidak memahami tentang tadh’if beberapa hadits yang terdapat di dalam Shahihain dan dia anggap sebagai kelancangan dan kezhaliman. Padahal dirinya sendiri yang telah melakukan kezhaliman.

Wahai Mamduh, anda telah mengatakan bahwa al-Albani telah melakukan kezhaliman terhadap Shahih Muslim karena beliau rahimahullahu telah menyatakan di dalam Muqoddimah Syarh Aqidah Ath-Thahawiyah bahwa tidak semua hadits yang terdapat di dalam Shahih Bukhari atau Shahih Muslim itu semuanya dengan serta merta adalah shahih sebelum penelitian kembali secara mendalam... lantas bagaimana anda sikapi ucapan gurumu, al-Imam al-Hafizh al-Muhaddits an-Naaqid Nadiratul Ashri Ahmad al-Ghumari yang berkata di dalam al-Hidayah fi Takhriji Ahadits al-Bidayah (IV/201) yang berkata :

”Beberapa hadits palsu terdapat juga di dalam kitab ash-Shahihain. Dinamakan palsu karena di dalam hadits-hadits tersebut terdapat sesuatu yang terbukti batil. Oleh karena itu janganlah anda tertipu. Janganlah anda takut meninggalkan hadits tersebut walaupun para ulama telah bersepakat menilai shahih isi yang dikandungnya, karena sesungguhnya itu hanyalah klaim kosong yang tidak bisa dipertanggungjawabkan ketika dibahas dan diteliti secara mendalam. Adanya kesepakatan shahihnya seluruh hadits yang ada di dalam kitab ash-shahihain pun tidak bisa diterima secara akal dan tidak realistis. Akan tetapi, bukan berarti hadits-hadits yang ada di dalam kitab ash-shahihain adalah dhaif ataupun bathil atau di dalamnya banyak hadits-hadits yang serupa dengan itu. Yang dimaksud adalah bahwa di dalam kitab tersebut ada beberapa hadits yang tergolong tidak shahih karena bertentangan dengan kenyataan.”

Apakah yang akan anda katakan mengenai ucapan ini??

Wahai Mamduh, apakah anda juga akan mengatakan bahwa Syaikhul Islam Ahmad bin Abdul Halim Ibnu Taimiyah al-Harrani rahimahullah juga melakukan kezhaliman terhadap shahihain karena melakukan hal yang sama dengan al-Albani -dan al-Ghumari- di dalam menolak hadits dhaif di dalam shahih Muslim sebagaimana di dalam al-Fatawa (XIII/352-353), juga Ibnul Qoyyim di dalam Zadul Ma’ad (V/112-113), atau juga bahkan Imam Ahmad yang mengikuti penghulu tabi’in, Sa’id bin Musayyab sebagaimana termaktub di dalam al-Fath (IX/165-166). Sesungguhnya dirimu telah menepuk air di dulang terpecik di muka sendiri!!!

Lantas bagaimana pula anda menempatkan al-Kautsari yang anda sanjung sebagai al-Allamah al-Muarikh an-Naqid, bahkan anda katakan juga sebagai Syaikhul Islam, padahal dia mendhaifkan dan menolak hadits-hadits shahih Bukhari Muslim hanya karena menyelisihi madzhabnya...!!! Haihata haihata... dimanakah keadilan dan sikap amanahmu wahai Mamduh...


Dinukil dari Adabuz Zifaf fi Sunnatil Muthohharoh oleh Syaikh Muhammad Nashirudin al-Albani, terj. “Panduan Pernikahan Cara Nabi”, Media Hidayah, Catatan Kaki, hal. 49

Pembaca budiman dapat melihat bantahan Syaikh al-Albani terhadap Mamduh Sa’id ini di dalam muqoddimah cetakan kedua-nya dari kitab Adabuz Zifaf, terj. “Panduan Pernikahan Cara Nabi”, Media Hidayah, hal. 48-64.

Sumber :
http://geocities.com/abu_amman/SilsilahBantahanHT1.htm

Bookmark and Share

    


  Member Information For UwaimirProfil   Hantar PM kepada Uwaimir   Quote dan BalasQuote

Member Messages

Forum Search & Navigation

 

Log in to check your private messages

Silakan Login atau Mendaftar





  


 

[ Carian Advance ]

Jum ke Forum 




Datacenter Solution oleh Fivio.com Backbone oleh JARING Bukan Status MSCMyPHPNuke Portal System

Disclaimer: Posting dan komen di dalam Portal Komuniti Ukhwah.com ini adalah menjadi hak milik ahli
yang menghantar. Ia tidak menggambarkan keseluruhan Portal Komuniti Ukhwah.com.
Pihak pengurusan tidak bertanggung jawab atas segala perkara berbangkit
dari sebarang posting, interaksi dan komunikasi dari Portal Komuniti Ukhwah.com.


Disclaimer: Portal Komuniti Ukhwah.com tidak menyebelahi atau mewakili mana-mana parti politik
atau sebarang pertubuhan lain. Posting berkaitan politik dan sebarang pertubuhan di dalam laman web ini adalah menjadi
hak milik individu yang menghantar posting. Ia sama-sekali tidak ada
kena-mengena, pembabitan dan gambaran sebenar pihak pengurusan Portal Komuniti Ukhwah.com

Portal Ukhwah
© Hakcipta 2003 oleh Ukhwah.com
Tarikh Mula: 14 Mei 2003, 12 Rabi'ul Awal 1424H (Maulidur Rasul)
Made in: Pencala Height, Bandar Sunway dan Damansara Height
Dibina oleh Team Walasri




Loading: 0.101381 saat. Lajunya....