|
Ungkapan Sederhana Utk Isteri Tercinta
|
|
|
Posted on Jumaat, 11 Julai 2003 @ 23:27:25oleh Hanan
|
|
|
mahadir menulis suami soleh menulis Bila malam sudah beranjak mendapati Subuh, bangunlah sejenak. Lihatlah isteri Anda yang sedang terbaring letih menemani bayi Anda.Tataplah wajahnya yang masih dipenuhi oleh gurat-gurat kepenatan karena seharian ini badannya tak menemukan kesempatan untuk istirehat barang sekejap, Jikalaulah tidak ada air wudhu' yang membasahi wajah itu setiap hari, barangkali sisa-sisa kecantikannya sudah tiada lagi.suami soleh menulis
Sesudahnya, bayangkanlah tentang esok hari. Di saat Anda sudah bisa merasakan betapa segar udara pagi, Tubuh letih isteri Anda barangkali belum benar-benar menemukan kesegarannya.
Sementara anak-anak sebentar lagi akan meminta perhatian bondanya, membisingkan telinganya dengan tangis serta membasahi pakaiannya dengan najis tak habis-habis. Baru berganti pakaian, sudah dibasahi kencing lagi. Padahal tangan isteri Anda pula yang harus mencucinya.
Di saat seperti itu, apakah yang Anda fikirkan tenang dia? Masihkah Anda memimpikan tentang seorang yang akan senantiasa berbicara lembut kepada anak-anaknya seperti kisah dari negeri dongeng, sementara di saat yang sama Anda menuntut dia untuk menjadi isteri yang penuh perhatian, santun dalam bicara, lulus dalam memilih kata serta tulus dalam menjalani tugasnya sebagai isteri, termasuk dalam menjalani apa yang sesungguhnya bukan kewajiban isteri tetapi dianggap sebagai kewajibannya.
Sekali lagi, masihkah Anda sampai hati mendambakan tentang seorang perempuan yang sempurna, yang selalu berlaku halus dan lembut? Tentu saja saya tidak mahu mengajak Anda membiarkan isteri kita membentak anak-anak dengan mata membelalak. Tidak.
Saya hanya ingin mengajak Anda melihat bahawa tatkala tubuhnya amat letih, sementara kita tak pernah menyapa jiwanya, maka amat wajar kalau ia tidak sabar.
Begitu pula manakala matanya yang mengantuk tak kunjung memperoleh kesempatan
untuk tidur nyenyak sejenak, maka ketegangan emosinya akan menanjak. Disaat itulah jarinya yang lentik bisa tiba-tiba membuat anak kita menjerit kerana cubitannva yang bikin sakit.
Apa ertinya? Benar, seorang isteri solehah memang tidak boleh bermanja-manja secara kekanak-kanakan, apalagi sampai dengeng. Tetapi isteri solehah tetap manusia yang memerlukan penerimaan.
Ia juga perlu diakui, meski tidak pernah meminta kepada Anda. Sementara gejolak-gejolak jiwa yang memenuhi dada, perlukan telinga yang mahu mendengar.
Kalau kegelisahan jiwanya tidak pernah menemukan muaranya berupa kesediaan untuk mendengar, atau ia tidak pernah Anda akui kewujudannya, maka jangan pernah menyalahkan siapa-siapa kecuali dirimu sendiri jika ia tiba-tiba meledak.
Jangankan isteri kita yang suaminya tidak terlalu istimewa, isteri Nabi pun pernah mengalami situasi-situasi yang penuh ledakan, meski yang membuatnya meledak-ledak bukan karena Nabi Saw. tidak mahu mendengar, melainkan semata-mata kerana dibakar api kecemburuan. Ketika itu, Nabi Saw. hanya diam menghadapi 'Aisyah yang sedang cemburu seraya memintanya untuk mengganti mangkuk yang dipecahkan.
Alhasil, ada yang harus kita benahi dalam jiwa kita. Ketika kita menginginkan ibu anak-anak kita selalu lembut dalam mengasuh, maka bukan hanya nasihat yang perlu kita berikan.
Ada yang lain. Ada kehangatan yang perlu kita berikan agar hatinya tidak dingin, apalagi beku, dalam menghadapi anak-anak setiap hari, Ada penerimaan yang perlu kita tunjukkan agar anak-anak itu tetap menemukan bondanya sebagai tempat untuk memperoleh kedamaian, cinta dan kasih-sayang.
Ada ketulusan yang harus kita usapkan kepada perasaan dan fikirannya, agar ia masih tetap memiliki energi untuk tersenyum kepada anak-anak kita. Sepenat mana pun ia.
Ada lagi yang lain: pengakuan. Meski ia tidak pernah menuntut, tetapi mestikah kita menunggu sampai mukanya berkerut-kerut. Karenanya, marilah kita kembali ke bahagian awal tulisan ini. Ketika perjalanan waktu telah melewati tengah malam, pandanglah isteri Anda yang terbaring letih itu. Lalu fikirkankah sejenak, tidak adakah yang bisa kita lakukan sekadar untuk mengucap terima kasih atau menyatakan sayang?
Boleh dengan kata yang berbunga-bunga, boleh juga tanpa kata. Dan sungguh, lihatlah betapa banyak cara untuk menyatakannya. Tubuh yang letih itu, alangkah bersemangatnya jika di saat bangun nanti ada secangkir minuman hangat yang diseduh dengan dua sudu teh gula dan satu cangkir cinta. Sampaikan kepadanya ketika matanya telah terbuka, "Ada secangkir minuman hangat untuk isteriku. Perlukah aku hantarkan untuk itu?"
Sulit melakukan ini? Ada cara lain yang bisa Anda lakukan. Mungkin sekadar membantunya menyiapkan sarapan pagi untuk anak-anak, Mungkin juga dengan tindakan-tindakan lain, asal tidak salah niat kita. Kalau kita terlibat dengan pekerjaan di dapur, memandikan anak, atau menyuapi si mungil sebelum menghantarkannya ke nursery/tadika, itu bukan kerana gender-friendly; tetapi semata-mata kerana mencari ridha Allah.
Sebab selain niat ikhlas kerana Allah, tidak ada ertinya apa yang kita lakukan. Kita tidak akan mendapati amal-amal kita saat berjumpa dengan Allah di yaumil-kiyamah.
Allaakullihal, apa yang ingin Anda lakukan, terserah kepada Anda.Yang jelas, ada pengakuan untuknya, baik lewat ucapan terima kasih atau tindakan yang menunjukkan bahawa dialah yang terkasih.
Semoga dengan kerelaan kita untuk menyatakan terima-kasih, tidak ada airmata duka yang menitis dari kedua kelopaknya. Semoga dengan kesediaan kita untuk membuka telinga baginya, tidak ada lagi isteri yang berlari menelungkupkan wajah di atas bantal kerana merasa tidak didengar. Dan semoga pula dengan perhatian yang kita berikan kepadanya, kelak isteri kita akan berkata tentang kita sebagaimana Bonda 'Aisyah radhiyallahu anha berucap tentang suaminya, Rasulullah Saw., "Ah, semua perilakunya menakjubkan bagiku."
Sesudah engkau puas memandangi isterimu yang terbaring letih, sesudah engkau perhatikan gurat-gurat penat di wajahnya, maka biarkanlah ia sejenak untuk meneruskan istirehatnya. Hembusan udara dingin yang mungkin bisa mengusik tidurnya, tahanlah dengan sehelai selimut untuknya. Hamparkanlah ke tubuh isterimu dengan kasih-sayang dan cinta yang tak lekang oleh perubahan, Semoga engkau termasuk laki-laki yang mulia, sebab tidak memuliakan wanita kecuali laki-laki yang mulia.
Sesudahnya, kembalilah ke munajat dan tafakkurmu. Marilah kita ingat kembali ketika Rasulullah Saw. berpesan tentang isteri kita.
"Wahai manusia, sesungguhnya isteri kalian mempunyai hak atas kalian sebagaimana kalian mempunyai hak atas mereka. Ketahuilah,"kata Rasulullah Saw. melanjutkan, 'kalian mengambil wanita itu sebagai amanah dari Allah, dan kalian halalkan kehormatan mereka dengan kitab Allah. Takutlah kepada Allah dalam mengurus isteri kalian. Aku wasiatkan atas kalian untuk selalu berbuat baik."
Kita telah mengambil istri kita sebagai amanah dari Allah. Kelak kita harus melaporkan kepada Allah Taala bagaimana kita menunaikan amanah dari-Nya, ataukah kita mengabaikannya sehingga gurat-guratan dengan cepat menggerogoti wajahnya, jauh awal dari usia yang sebenarnya?
Ataukah, kita sempat tercatat selalu berbuat baik untuk isteri? Saya tidak tahu. Sebagaimana saya juga tidak tahu apakah sebagai suami saya sudah cukup baik. Jangan-jangan tidak ada sedikit pun kebaikan di mata isteri. Saya hanya berharap isteri saya benar-benar memaafkan kekurangan saya sebagai suami. Indahnya, semoga ada kerelaan untuk menerima apa adanya. Hanya inilah ungkapan sederhana yang kutuliskan untuknya. Semoga Anda bisa menerima ungkapan yang lebih agung untuk isteri Anda.
|
|
| |
|
|
|
|
|
Umum
|
|
|
|
Komen
oleh rasyidahusna pada Sabtu, 12 Julai 2003 @ 14:47:07
(Info AHLI)
bertuah dapat saudara sebagai suami.
oleh rasyidahusna pada Sabtu, 12 Julai 2003 @ 14:50:40
(Info AHLI)
oopps silap ayat. bertuah siapa dapat dapat saudara sebagai suami.berat mata memandang berat lagi bahu memikul.
oleh Tetamu pada Sabtu, 12 Julai 2003 @ 22:34:57
oleh espiranza ([email protected]) pada Ahad, 13 Julai 2003 @ 11:58:14
(Info AHLI)
Ahaks..bertuahnya..ekekek...dah bapa tahun kahwin nih..baguslah kalau sedar sbg suami, yg sebagai isteri nih mmg susah..berat tanggungjawabnya..perlukan sokongan suami...kalau suami puji sekali..hilang semua penat yg dirasai..ahaks..okieS..wallahualam.
oleh darul_numan81 pada Isnin, 14 Julai 2003 @ 10:31:32
(Info AHLI)
istri yg solehah juga manusia biasa. nak bermanja ngan saper lagi klau bukan suami sendiri
oleh syah_solehah ([email protected]) pada Rabu, 05 November 2003 @ 4:14:11
(Info AHLI)
artikel banyak input yang ingin disampaikan dan moga kaum adam menghayatinya dengan baik...
oleh ismi_atikah pada Isnin, 02 Februari 2004 @ 21:33:04
(Info AHLI)
oleh ladybirdy pada Rabu, 25 Februari 2004 @ 13:42:38
(Info AHLI)
ha dgr tu llk2 yg bergelar suami .jgn tau nk letak suma tanggungjawab kt isteri anda je.nnt kat akhirat anda dibls juga.dlm situasi skg ni ppm yg blm kawin cam sy tkt dgn prkhwnan coz bnk sgt yg xbtlnya.atau bile ppm yg dah kawin cari keseronokan kt tmpt lain.jd slh siape klu bnk gejala sosial?sorry klu kluar topik.
oleh mahadir pada Jumaat, 05 Mac 2004 @ 16:15:39
(Info AHLI)
oleh sakinahazzahra pada Khamis, 22 November 2007 @ 2:58:22
(Info AHLI)
praktikal lagi ke kalau suami mengharap isterinya menyambut kepulangannya dalam keadaan "bermekap" ?
ini kata seorang ustaz yang dah berumahtangga....
adakah cinta kepada seorang isteri diukur dari itu?
bukan melihat pada pengorbanannya?
kempen semakin hari semakin sayang...
oleh FauziAnuar (aaaa@aaaa) pada Sabtu, 27 September 2008 @ 7:13:59
(Info AHLI) http://anuarfauzi.wordpress.com/
Jk kamu seorang suami ingin penuhi kehendak diri dari seorang isteri,begitu juga seorang isteri ingin penuhi kehendak diri dari seorang suami... Walau apa pun,Hendaklah saling faham memahami agar dapat jalani kehidupan di dunia ni seperti yang dikehendaki ILAHI...
oleh sakinahazzahra pada Khamis, 22 November 2007 @ 3:05:10
(Info AHLI)
bimbinglah isterimu menjadi solehah..
jangan kerana sikapmu,
isteri tak dapat menunjukkan solehahnya,
kerana dengan kelemahan manusia,
yang baik kadang-kadang tak dapat menyerlah pada tempat yang tidak baik
oleh broshahir pada Jumaat, 08 Februari 2008 @ 8:27:16
(Info AHLI)